MOTOR Plus-online.com - Pihak Benelli angkat bicara soal subsidi motor listrik Rp 7 juta atau bantuan pemerintah.
Seperti yang brother tahu, pemerintah memberikan subsidi Rp 7 juta untuk pembelian motor listrik.
Program yang berlaku hingga Desember 2023 itu menyediakan kuota 200 ribu unit motor listrik baru dengan besaran Rp 7 juta.
Tahun depan, anggaran Rp 350 miliar disiapkan unntuk kuota 50.000 unit motor listrik.
Walaupun jumlah kuota tahun depan lebih sedikit dibanding tahun ini, pemerintah tetap konsisten mengembangkan ekosistem motor listrik di dalam negeri.
Seperti yang disampaikan Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita.
"Kita ada sekitar Rp 350 miliar untuk kelanjutan bantuan pemerintah pembelian EV roda dua. Roda dua saja. Roda empat belum dibahas. Sekitar 50.000 unit motor listrik roda dua," ungkapnya dikutip dari Kompas.com.
Ia mengatakan, saat ini insentif tersebut belum dilirik masyarakat karena belum terbiasa menggunakan Kendaraan Listrik Berbasis Baterai (KLBB).
Baca Juga: Segini Harga Baterai Motor Listrik Benelli Dong Dengan Jarak Tempuh 60 Km Sekali Ngecas
"Yang pertama, ini tidak mudah karena harus mengubah cara berpikir, mengubah culture orang yang biasanya menggunakan (motor berbasis) fosil harus diubah ke (motor) listrik. Ini adalah masalah culture, jadi ini takes time," ungkapnya.
Adanya program insentif atau subsidi tersebut mendapatkan sorotan dari beberapa pihak.
Salah satunya yang disampaikan Presiden Direktur PT. Benelli Indonesia, Steven Kentjana Putra.
"Saya punya catatan dari Sisapira, (jumlah pembelian motor listrik subsidi) 1.000 aja belum, (mungkin) 700," ungkapnya," Rabu (14/6/2023).
Maka dari itu, Steven memilih untuk branding motor listrik terlebih dulu.
"Kalau untuk (motor) listrik, jujur saja saya mau branding dari motor yang saya sajikan di Indonesia. Motor saya ini enggak sama dengan semua merek."
"Kita betul-betul antimainstream dan futuristik," kata Steven.
"Karena kita sudah mengeluarkan Benelli Dong, kita mau mengeluarkan segala peluang untuk konsumen," tutur dia.
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR