MOTOR Plus-online.com - Hangat dibicarakan soal kasus bunuh diri yang terjadi di Jembatan Suramadu.
Yang terbaru adalah aksi loncat TN (29), warga Desa Janteh, Kecamatan Kwanyar, Bangkalan pada hari Rabu (21/6/2023).
TN yang berboncengan dengan isterinya, ML (28), tiba-tiba menghentikan motor, lalu terjun bebas dari pagar pembatas Jembatan Suramadu.
“Setelah pulang kerja di pemotongan ayam di Surabaya, istri minta diantar pulang ke Madura. Namun setelah tiba di bentang tengah, suami berhenti dan lompat ke laut,” jelas Plh Kasat Polair Polres Bangkalan, AKP Andi Bahtera.
Dilakukan pencarian jasad TN, di selat Madura yang dikenal ganas dan berarus bawah deras.
Ditpolair Polda Jatim, Basarnas, dan Satpolair Polres Bangkalan kembali melakukan pencarian sejak pukul 06.00 WIB, hari Kamis (22/6/2023).
Namun hingga menjelang petang, jasad TN belum berhasil ditemukan.
Kasus serupa terjadi pada 8 Juni 2022, saat itu seorang warga Sampang bunuh diri di Jembatan Suramadu.
Sebelum loncat dari jembatan, warga Sampang ini meninggalkan motor dan surat.
Pernah juga seorang anggota TNI asal Bangkalan, memilih mengakhiri hidup dengan cara meloncat dari atas Jembatan Suramadu.
Membuat jembatan yang pembangunannya menghabiskan Rp 4,5 triliun ini, seperti tempat favorit untuk mengakhiri hidup.
Dibangun pertengahan 2009 silam, Jembatan Suramadu disiapkan untuk melecut perekonomian Madura.
Namun bukannya menjadi ikon buat lintas Surabaya-Madura, publik malah mengenal Jembatan Suramadu sebagai tempat bunuh diri.
“Jangan sampai Jembatan Suramadu menjadi ikon bunuh diri Indonesia karena setiap tahun jadi langganan favorit orang bunuh diri. Mudah-mudahan pemerintah pusat atau pihak-pihak terkait merespon rentetan peristiwa bunuh diri di Jembatan Suramadu,” sebut Malikul Amin, warga Bangkalan.
Keprihatinan soal Jembatan Suramadu, pernah dilontarkan anggota Komisi V DPR RI Dapil Jatim XI Madura, H Syafiuddin pada awal Juli 2022.
H Syafiuddin prihatin soal kasus bunuh diri pria mengenakan jaket ojek online, yang bunuh diri di Jembatan Suramadu.
“Soal keamanan Jembatan Suramadu, tentunya harus ada sinergitas dengan aparat penegak hukum, lebih banyak gelaran patroli atau mungkin bisa dibuat tim keamanan internal dari pihak PUPR,” tegas H Syafiuddin.
Source | : | Surya.co.id |
Penulis | : | Reyhan Firdaus |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR