MOTOR Plus-online.com - Berita bocah meninggal akibat minum bensin Pertalite lagi viral.
Kejadian ini terjadi di Kalurahan Temonwetan, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dikutip dari Kompas.com, korban bernama R yang berusia baru 1,5 tahun.
R merupakan anak kedua dari pasangan suami At (31) dan Y, istrinya, yang hidup sederhana di rumah S sang kakek, penjual kayu.
At kerja sebagai buruh harian lepas, sementara Y penjual kue-kue dari supplier jajanan di kecamatan sebelah ke pasar dan warung.
Diceritakan S, R masuk rumah sakit lantaran meminum bensin tipe Pertalite.
R diduga minum BBM itu dari motor Honda Supra, yang dipakai sang ibu untuk menjajakan kue.
M Abdul Aziz selaku Perangkat kantor desa Temonwetan, mengumpulkan keterangan, termasuk dari kepolisian.
Dari sejumlah keterangan yang dihimpun, Y, Al dan R naik motor Honda Supra sampai Tegalrejo, Kalurahan Janten, Sabtu (17/6/2023), sore.
Usai isi bensin, R diduga lepas dari pengawasan sang ibu, sehingga bisa minum Pertalite motor.
Melihat R tidak sadar, Y dan warga sekitar langsung meminta bantuan bidan desa terdekat.
Karena kondisinya yang mengawatirkan, mereka melarikan R ke Rizki Amalia Temon.
Kepastian tipe bensin yang diminum, setelah R berhasil memuntahkan BBM saat ditangani tim medis Rumah Sakit Umum Risky Amalia Temon.
Saat masuk rumah sakit, kondisi kesadaran R menurun, namun akhirnya R bisa menangis dan dirawat.
“Mau dirujuk ke (RSUD) Wates. Menunggu administrasi dan ambulan. Tapi anaknya sudah tidak kuat,” kata S.
Kenapa R bisa minum bensin, bisa jadi karena kondisi Honda Supra milik S tidak terawat.
“Jok motor rusak. Tutupnya mungkin tidak ketutup,” kata At.
Bensin berbahaya ketika tertelan, karena memiliki kandungan yang dapat berakibat fatal sekalipun jumlahnya kecil.
Seperti senyawa hidrokarbon yaitu alkana, benzena, toluena, dan xilena.
Ketika tertelan walaupun dalam jumlah yang kecil, senyawa hidrokarbon akan memasuki aliran darah.
Akibatnya dapat mengurangi fungsi sistem saraf pusat (SSP) dan menyebabkan kerusakan organ.
Gejalanya dapat berupa perut kembung, diare, mual-mual, serta nafas tidak teratur.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Reyhan Firdaus |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR