MOTOR Plus-Online.com - Demi irit pengeluaran dengan jarang melakukan servis motor memang cukup banyak yang melakukannya.
Selama motor terasa tidak ada masalah berarti dan masih bisa jalan, isi bensin adalah pengeluaran satu-satunya yang dilakukan untuk motor.
Meskipun mengganti oli motor juga sama pentingnya karena terkait kinerja mesin dan jauh-jauh dari kondisi motor yang cepat rusak.
Banyak masalah yang bisa diakibatkan jika tidak mengganti oli, khususnya pada cara kerja mesin.
"Seperti motor terlalu panas karena komponen mesin kan terbuat dari besi dan cenderung menimbulkan gesekan," ujar Nurudin, Technical Advisor PT. ExxonMobil Indonesia sebagai produsen Federal Oil.
"Jadi mesin akan mudah overheat dan menimbulkan keausan antar komponen, akan sulit kalau perangkat seperti noken as dan piston sampai rusak," lanjutnya.
Gesekan-gesekan antar komponen ini juga akan menyebabkan motor menjadi lebih boros bensin dan motor jadi tidak nyaman dikendarai.
Seperti muncul suara-suara gesekan dan motor tidak bisa melaju sesuai dengan kecepatan yang diinginkan.
Semisal ada kerusakan pada noken as dan piston NMAX, maka butuh biaya sekitar Rp 800 ribu untuk mengganti komponen.
Belum lagi jika terjadi goresan-goresan sampai retakan yang ada pada dinding silinder mesin.
Maka biaya yang harus digantikan untuk blok dan head mesin akan jauh lebih besar, dengan alasan awalnya hanya sekadar menghemat.
Baca Juga: Nekat, Terjadi Lagi Konvoi Motor Terobos JLNT Casablanca, Kecelakaan Makan Satu Korban Jiwa
Jadi ganti olei secara berjangka setiap satu bulan sekali pada tanggal yang sama.
Atau mengganti oli dengan sesuai jarak tempuh, rata-rata motor butuh ganti oli 2.000-3.000 km sekali.
Juga pastikan oli yang diganti sesuai dengan kapasitas kebutuhan oli yang biasanya tertera pada blok mesin.
Jika butuhnya 0,8 liter maka jangan sampai kurang atau lebih.
Penulis | : | Didit Abdillah |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR