Hal ini tentu berdampak pada kompetisi balapnya yang tidak memiliki finansial yang stabil untuk melakukan riset.
Suzuki sudah merasakannya sampai harus berhenti dari MotoGP.
Honda pun sedang merasakan hal yang sama, sehingga mereka cukup berat untuk melakukan riset yang optimal, ditambah gaji Marc Marquez adalah yang tertinggi.
Diketahui mencapai 16 juta Euro atau sekitar Rp 262 miliar setahun.
“Kami harus mencari sponsor baru dan lebih banyak karena masalah finansial Honda dan pabrikan Jepang lainnya seperti Yamaha pastis ama. Akan sulit untuk melakukan riset dan membayar gaji karyawan dan pembalap,” kata Manajer Repsol Honda Team, Alberto Puig.
Marquez memiliki kontrak sampai akhir 2024 dengan opsi tetap dipertahankan dengan Honda asalkan gajinya dikurangi.
TIDAK TAHU ARAH RISET
Honda pun seperti tidak tahu kemana fokus riset Honda RC213V mereka di tahun ini.
Apakah pada sasis, reliabilitas, aerodinamika, atau perangkat elektronik pendukung lainnya?
Source | : | Berbagai sumber |
Penulis | : | Didit Abdillah |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR