MOTOR Plus-online.com - Maraknya penggunaan winglet dan perangkat elektronik di ajang MotoGP mendapatkan kritik dari juara dunia dua kali Casey Stoner.
Casey Stoner yang penah menjadi juara dunia MotoGP pada tahun 2007 bersama Ducati serta tahun 2011 bersama Honda mengkritik MotoGP yang terlalu mengandalkan winglet dan perangkat elektronik untuk menjadi kencang.
Selama berkarier di MotoGP Casey Stoner memang terkenal sebagai rider yang ogah mengandalkan perangkat elektronik di motornya.
Casey Stoner pensiun dini pada usia 27 tahun tepatnya pada musim 2012 lalu dari ajang MotoGP.
Casey Stoner yang kini berusia 37 tahun mengkritik balapan MotoGP terutama pada motornya.
"Kalau saya bisa mengubah MotoGP semua perangkat sampah itu harus pergi dari motor," ucap Casey Stoner dikutip dari gpone.com.
"Tidak ada Winglet, tidak ada perangkat Ride Height, tidak ada Anti-Wheelie, Traction Control minimal," tegasnya.
"Hal ini supaya balapan jadi lebih murah dan peraturan atau regulasi harus diterapkan selama sepuluh tahun, sehingga pabrikan yang tengah tertinggal bisa menjadi mudah mengejar performanya," yakin Casey Stoner.
Baca Juga: Baru Tahu Marc Marquez Pegang Rekor MotoGP Paling Sulit Dipecahkan, Bisa Tahan Lama
Casey Stoner memberikan gambaran di mana motor-motor MotoGP saat ini terlalu mudah dikendarai.
"Kamu bisa mengebut di kecepatan 280 Km/jam tapi tidak ada wheelie, sangat memanjakan rider," ucapnya.
"Jadi semua orang saat ini meniru formula yang sama dan balapan terasa merasa membosankan," lanjut Stoner.
"Saya merasa perangkat elektronik di MotoGP saat ini jauh lebih banyak dari Formula 1, dan ini harus segera dihentikan," ucapnya.
Casey Stoner membandingkan saat ia masih membalap di MotoGP dimana ia memang sudah tidak suka dengan banyaknya perangkat elektronik.
"Memang di MotoGP era saya sudah cukup banyak perangkat elektronik, dan saya tidak suka," lanjutnya lagi.
"Saya suka dimana motor terasa natural, jika kamu melakukan kesalahan sedikit maka kamu akan terjatuh," tutupnya.
Penulis | : | Uje |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR