MOTOR Plus-online.com - Baru tahu penyebab mesin mendadak mati saat lewat rel kereta api, bukan karena hal mistis.
Kecelakaan kereta api kembali terjadi di Semarang, Jawa Tengah.
Kecelakaan mengerikan terjadi antara kereta api Brantas vs truk di Semarang pada Selasa (18/7/2023) sekira pukul 19.31 WIB.
Kecelakaan ini terjadi di Jalan Madukoro Raya, Krobokan, Semarang Barat.
Sebuah truk trailer dikabarkan ditabrak kereta api yang tengah melaju.
Kecelakaan hebat pun terjadi dan terlihat jelas pada video yang viral di media sosial.
Dalam video singkat berdurasi lima detik itu terlihat kereta api menabrak truk kontainer.
Terlihat pula api dan kepulan asap yang muncul dekat dari lokasi tersebut.
Sejumlah warga dan pemotor yang melintas ramai berada di sekitar lokasi kejadian.
Baca Juga: Duaarr Kereta Api Tabrak Truk di Semarang Sampai Terbakar, Hati-hati Pemotor Bisa Dipenjara
Penyebab truk mogok belum diketahui, selepas itu sopir dan kernet truk meminta bantuan kepada petugas palang pintu kereta.
Tetapi kasus mesin motor atau mobil mati mendadak saat melintasi rel kereta api sering terjadi.
Hal ini bukan karena gangguan setan atau hal-hal mistis.
Matinya mesin motor di perlintasan rel kereta api karena banyak faktor terutama soal kelistrikan dan gelombang elektromagnetik.
Dikutip dari Kompas.com, penyebab mesin mati saat melintasi rel kereta api dijelaskan PPNS Perkeretaapian Bagas Senoadji.
Bahwa tak selalu mesin mati saat melintasi rel kereta api.
Karena nyatanya banyak pula kendaraan yang mesinnya tak mati ketika melintasi rel kereta api.
Disebutkan bahwa mesin kendaraan bisa mati di mana saja dan dengan penyebab bermacam-macam.
Menurut Bagas, dari data Federal Railroad Association (FRA) di Amerika, hanya ada 320 kali insiden dan hanya 6 kali yang mobil tak bisa dinyalakan.
Baca Juga: Sering Terjadi Kecelakaan Kereta Api Tabrak Motor, Baru Tahu Pintu Perlintasan Tanggung Jawab Siapa
Dari beberapa faktor penyebab mobil kecelakaan dengan kereta, ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab mesin mati di atas rel.
Pertama, adanya problem pada mesin secara mekanikal.
Kedua, mesin tidak menyala lantaran pengemudinya panik ketika akan menyalakan kembali mesin.
Ketiga, kendaraan terjebak di tengah-tengah rel sehingga tak bisa melewati rel.
Selain itu, ada pula faktor lain penyebab mesin kendaraan mati ketika melintasi rel.
Disebutkan, pada tiap lokomotif terdapat roda kereta atau boggie yang memiliki komponen utama berupa dinamo.
"Di dalam dinamo ada unsur magnet yang cukup besar, jika lokomotif seri CC, berarti ada 3 rangkaian boggie (6 buah dinamo besar), hal ini berdampak pada rel yang terbuat dari baja dapat menghantarkan medan magnet sejauh 1 kilometer dari lokomotif," kata Bagas.
Kondisi itu didukung dengan fakta bahwa kendaraan yang melintas jalur kereta api biasanya menggunakan kecepatan rendah, sehingga ketika mereka tidak memindahkan gigi mesin ke tingkat yang lebih rendah.
Kejadian mesin mati di tengah perlintasan kereta pun bisa terjadi.
Baca Juga: Lowongan Kerja Terbaru BUMN PT INKA Untuk Lulusan SMA/ SMK, Buruan Daftar Sekarang
"Apabila pengendara tidak memindahkan gigi mesin yang lebih rendah, maka putaran mesin dinamo kendaraan bermotor dan koil yang ada dapat seketika mati akibat faktor medan magnet boggie KA yang dihantarkan oleh rel KA," jelas dia.
Karena itu, petugas Jalur Perlintasan Langsung (JPL) selalu menutup pintu perlintasan sebelum KA mendekat kurang lebih berjarak 3 km.
Bila ada pengemudi yang tetap menerobos melintasi rel kereta padahal kereta sudah dekat, atau berjarak kurang dari 1 kilometer, maka akan mengakibatkan mesin dinamo dan koil yang sudah dalam kondisi lemah, mati.
Untuk menghindari hal semacam ini terjadi, disarankan pengguna kendaraan tidak melintas rel kereta api bila rangkaian kereta sudah mulai terlihat, meski jaraknya masih cukup jauh menurut kita.
"Ingat KA tidak bisa mengerem mendadak, karena roda dan rel terbuat dari baja sehingga tidak ada friksi," jelasnya.
Bagas pun menginformasikan, rata-rata kereta api baru akan berhenti di jarak 800 meter setelah pengereman dilakukan.
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR