MOTOR Plus-Online.com - Driver ojol mengeluh pakai motor listrik, pendapatan menurun dan dibawa kurang kencang.
Makin sering ditemui ojek online alias ojol yang menggunakan motor listrik saat bekerja sehari-hari.
Namun ternyata penggunaan motor listrik ini dikeluhkan oleh sebagian driver ojol.
Mengutip Tribunnews.com, hal ini diutarakan Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Online Garda Indonesia, Igun Wicaksono pada Minggu (30/7/2023) kemarin.
Menurutnya, efisiensi pengisian energi penggerak sepeda motor listrik jauh lebih lama dibanding isi BBM motor pada umumnya.
Lanjutnya, infrastruktur penunjang Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) saat ini masih jarang didapati.
"Sehingga menyulitkan produktivitas customer," ujarnya.
Klaim Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang menyebut jika pendapatan pengemudi ojek online meningkat berkat adanya sepeda motor listrik juga dibantah Igun.
Baca Juga: Dibiarkan Berkarat, Modifikasi Motor Lawas 50-an Ini Diubah Jadi Motor Listrik
"Kami Asosiasi Pengemudi Ojek Online Garda Indonesia tidak setuju klaim Pemerintah tersebut yang menyatakan pendapatan ojek online lebih baik dengan sepeda motor listrik”, jelasnya.
Igun membeberkan, fakta yang terjadi di lapangan malah bertolak belakang dengan pendapatan pengemudi ojek online sekerang.
Faktanya, pendapatan driver ojek online malah menurun sejak ada motor listrik.
"Fakta yang terjadi di lapangan saat ini bertolak belakang dan pendapatan ojek online justru menurun sejak pemerintah giat mempromosikan penggunaan sepeda motor listrik bagi masyarakat," ungkapnya.
Di sisi lain, Igun turut menyadari motor listrik memang lebih hemat pada operational expenditure (opex).
Ini dikarenakan driver ojol tidak perlu mengisi dan membeli BBM lagi. namun hal itu justru menurunkan produktivitas driver ojek online.
"Sehingga otomatis menurunkan pendapatan driver ojek online hingga bisa 30 sampai 40 persen daripada saat menggunakan sepeda motor konvensional berbahan bakar minyak," bebernya..
Lanjut Igun, pemerintah juga tak pernah menyampaikan program konversi sepeda motor berbahan bakar minyak menjadi sepeda motor listrik secara komperhensif.
Baca Juga: Beli Motor Listrik Gak Perlu Syarat Banyak Dapat Subsidi Rp 7 Juta Makin Gampang
"Jadi pemerintah jangan hanya melihat dari sisi teknis bahwa sepeda motor listrik lebih hemat dari sepeda motor konvensional," ucapnya.
Pengamat sekaligus Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno juga mengatakan hal yang senada.
Kecepatan motor listrik lebih rendah bahkan kurang disenangi oleh pengguna.
"Lantaran lajunya lamban, sehingga kurang disenangi. Kalau untuk angkutan barang ringan masih memungkinkan," ujar Djoko.
"Bisa jadi seperti itu (kurang diminati), berdasar hasil temuan kami di lapangan," jelasnya.
Djoko menambahkan, efektivitas sepeda motor listrik yang diterapkan pada pengemudi ojek online dinilai kurang pas malah sulit dikembangkan.
"Melihat animo masyarakat seperti itu, nampaknya susah dikembangkan (ekosistem kendaraan listrik)," ucapnya.
Artikel ini telah tayang di TribunKaltara.com dengan judul Penggunaan Sepeda Motor Listrik Dikeluhkan Ojek Online: Kecepatan Lebih Rendah, Pendapatan Menurun
Penulis | : | Yuka Samudera |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR