Legenda Motocross Indonesia Bandung Sunggoro Berpulang, Banyak Lahirkan Crosser Berbakat

Uje - Senin, 7 Agustus 2023 | 14:31 WIB
Istimewa
Bandung Sunggoro legenda balap motocross Indonesia meninggal dunia

MOTOR Plus-online.com - Nama Bandung Sunggoro tidak asing kalau kalian mengikuti ajang balap motocross atau garuk tanah ini sejak lama.

Maklum Bandung Sunggoro ini mantan crosser yang aktif di tahun 1970-an sampai 1980-an.

Sama seperti namanya, Bandung tentu saja lahir di ibukota Jawa Barat tersebut pada 19 Februari 1958.

Ia mengawali karier balapnya pada usia 15 tahun, sebelumnya ia aktif di balapan berkuda.

Dari kuda beneran lalu lanjut ke kuda besi berarti tuh.

Bandung jago banget bawa Yamaha DT100, lawannya era itu Rinto Waluyo, Popo Hartopo, Iwan Bigmanto dan Deli Efendi.

Puncaknya ia berhasil juara nasional di Solo pada tahun 1975.

Ia juga sempat membela Factory Team Suzuki Indonesia bentukan Subronto Laras pada 1978 bareng Popo Hartopo dan Rinto Waluyo.

Baca Juga: Rapor Merah Marc Marquez Sudah 9 Seri Sama Sekali Tidak Finish

 

Dok MOTOR Plus
Bandung Sunggoro, eks crosser nasional berpulang

Karier balap Bandung harus terhenti karena kecelakaan usai balapan di Probolinggo tahun 1983.

Bagi crosser atau rider motocross cedera memang sudah jadi makanan sehari-hari karena tingginya resiko.

Diceritakan oleh Bandung, ia pernah 16 kali patah lengan, delapan kali gegar otak dan akibat tidak terhitung banyaknya kecelakaan yang pernah dialaminya.

Usai pensiun balapan, Bandung Sunggoro memutuskan untuk membangun sekolah balap motocross dan kemudian mengelola sirkuit motocross yang kini terletak di daerah Sariwangi, Parongpong, Bandung.

Dalam mengelola sekolah balap atau jadi instruktur juga tidak sembarangan.

Bandung Sunggoro memiliki sertifikat sebagai instruktur motocross dari Jepang sehingga bisa dibilang ia adalah salah satu bapak motocross Indonesia.

Bandung pernah mengungkapkan usia ideal untuk para pembalap mengawali karir di balapan motocross harus maksimal di usia 6-8 tahun.

"Kalau sudah lewat bakal susah," yakinnya saat itu.

Contohnya balapan motocross kelas 50 cc yang usianya ada di angka 6-8 tahun, lanjut ke kelas 65 cc di usia 8-12 tahun.

Bandung betul-betul menegaskan kalau sekolah balap untuk para pembalap pemula benar-benar penting dalam mengasah skill balap.

"Saya malah enaknya mengajar ke pembalap yang belum bisa naik motor, kalau sudah bisa biasanya malah sok tahu," ucap Bandung yang doyan bercanda.

Menurut Bandung usai latihan intensif, tinggal bagaimana crosser bisa menjaga fisiknya agar tetap fit dan tampil kompetitif untuk menjadi juara.

"Harus kendalikan emosi saat berada di sirkuit, enggak hanya pelintir gas saja. Semuanya harus dikendalikan mulai dari mata, hati dan tangan harus kompak," tutupnya.

Kini Bandung Sunggoro berpulang pada Senin (7/8/2023) tapi jasa-jasanya untuk dunia motocross Tanah Air akan tetap abadi.

Penulis : Uje
Editor : Joni Lono Mulia


KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular