MOTOR Plus-online.com - Salah satu pakar metalurgi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) mengaku heran kenapa rangka motor matic Honda bisa sampa terjadi karat hingga keropos.
Media sosial lagi dibikin geger dengan isu rangka motor matic Honda karat hingga keropos.
Akhirnya, muncul beragam komentar dari kabar tentang sasis atau rangka motor matic Honda.
Salah satunya dari peneliti di bidang metalurgi dari ITB, Bambang Widyanto yang mempertanyakan viralnya isu tersebut.
Buat yang belum tahu, metalurgi adalah salah satu bidang ilmu dan teknik bahan yang mempelajari tentang perilaku fisika dan kimia dari unsur-unsur logam, senyawa-senyawa antarlogam, dan paduan-paduan logam yang disebut aloi atau lakur.
"Kenapa kendaraan lain (motor, red), enggak terjadi? barang yang ada di udara, jadi salah satu masalahnya pengecatannya. Kalau pengecatannya baik, tidak akan ada kerusakan," buka Bambang Widyanto saat dihubungi MOTOR Plus-online.com, Kamis (17/8/2023).
Menurutnya, proses produksi di pabrik perlu diawasi dengan baik.
"Proses manufaktur perlu dikontrol dengan baik," ujarnya.
Ia mengatakan, salah satu penyebab karat muncul bisa dari masalah pengecatan.
Baca Juga: Viral Rangka eSAF Motor Matic Honda Keropos, Kini Pemilik Ramai-Ramai Bikin Video Cek Rangka
"Barang yang ada di udara bisa jadi salah satu masalahnya pengecatannya. Kalau pengecatannya baik, tidak akan ada kerusakan," tuturnya.
Menurutnya, rangka motor sebenarnya enggak akan sampai karat apalagi keropos kalau prosedurnya baik.
"Pengecatan (sebenarnya) simpel, tapi memerlukan prosedur yang baik," kata peneliti ITB itu.
Bambang menuturkan, dalam proses pengelasan pada rangka juga harus diawasi orang yang tersertifikasi.
"Ada SOP-nya, disupervise oleh coating enginer. Pengelasan harus diawasi welding constructor yang tersertifikasi," terang pria pemegang gelar Doktor di Universite de Technologie de Compiegne France itu.
Pria berkacamata itu bilang, menggunakan cat paling mahal sekalipun tetap bisa membuat rangka rusak kalau prosedurnya tidak baik.
"Cat yang paling mahal, tapi permukaannya tidak baik, bisa menimbulkan kerusakan. Apakah prosedurnya baik," imbuhnya.
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Niko Fiandri |
KOMENTAR