MOTOR Plus-online.com - Sosial media dihebohkan sasis skutik pabrikan lambang sayap mengepak yang diduga berkarat.
Terbukti teori ahli ITB soal rangka motor matic Honda timbul bercak kuning karena proses manufaktur ketika pembuatan.
Seperti diketahui dan diributkan dalam sosial media, sasis eSAF yang dipakai motor matic Honda ramai dibicarakan.
Dalam postingan di sosial media tersebut memaparkan kondisi rangka atau sasis motor matic Honda diduga korosi atau karatan.
Bahkan membuat panik panik para pemilik motor matic Honda yang menggunakan rangka eSAF.
Rangka model eSAF tersebut dipakai di Honda Genio kemudian dipakai di Honda BeAT serta Scoopy.
Pemilik yang panik salah satunya Aliong dari Tangerang yang punya Honda BeAT 2022 bulan Agustus.
Kemudian Pak Hakim, pemilik Honda Genio lain menyusul minta dicek oleh Pak Aliong yang pemilik bengkel motor tersebut.
MOTOR Plus diminta melihat dan mengamati rangka Honda BeAT yang sudah ditelanjangi tersebut.
Baca Juga: AHASS Wahana Jakarta Siap Menerima Kalau Ada Keluhan Rangka eSAF Motor Matic Honda
Terlihat bercak kekuningan yang disangka karat dan bikin geger sosial media tersebut.
Bercak kuning tersebut berada di garis pengelasan atau sambungan antara pelat besi yang disatukan jadi rangka.
Ini seperti yang pernah terjadi di Honda CB150 dan sempat bikin heboh, kesimpulannya lapisan silicate atau jelaga pengelasan.
Ahli metalurgi Institut Teknologi Bandung (ITB), Doktor Bambang Widyanto sebelumnya memberi keterangan.
Gelar Doktoral Bambang diraih tahun 1990 di Universite de Technologie de Compiegne, Prancis, spesialis material dan korosi.
Bercak kuning tersebut berhubungan dengan proses manufaktur sehingga disangka karat.
"Proses manufaktur perlu dikontrol dengan baik," buka Bambang Widyanto saat dihubungi MOTOR Plus-online.com, Kamis (17/8/2023).
Bambang mengatakan, salah satu penyebab yang memungkinkan terjadi adalah permasalahan dalam pengecatan.
Ini yang memungkinkan bercak kuning tersebut tidak terlapisi dengan sempurna oleh pengecatan.
"Barang yang ada di udara bisa jadi salah satu masalahnya pengecatannya. Kalau pengecatannya baik, tidak akan ada kerusakan," tutur pria berkacamata itu.
"Pengecatan (sebenarnya) simpel, tapi memerlukan prosedur yang baik," ucap peneliti ITB yang aktif sejak tahun 1980-an itu.
Pria yang bekerja di Departemen Teknik Material ITB itu bilang, menggunakan cat paling mahal sekalipun tetap bisa membuat rangka rusak kalau prosedurnya tidak baik.
"Cat yang paling mahal, tapi permukaannya tidak baik, bisa menimbulkan kerusakan. Apakah prosedurnya baik," tutur Bambang.
Ia menuturkan, para manufaktur seharusnya bisa memprediksi kondisi paling parah pemakaian kendaraan dengan konteks yang semestinya.
"Kesalahan pemotor (itu) random, harusnya bisa dihandle. Mereka harus memprediksi kondisi paling parah dengan konteks normal," ujarnya.
Di sisi lain, pria yang memegang gelar Doktor di Universite de Technologie de Compiegne France itu mengimbau para pemilik motor tetap menjaga kebersihan kendaraannya supaya rangka keropos enggak sampai kejadian.
"Salah satu yang bisa dilakukan (dengan) membersihkan. Misalnya kena lumpur atau kotor karena hal lain, harus segera dibersihkan," imbaunya.
KOMENTAR