MOTOR Plus-online.com - Sasis motor matic pabrikan sayap mengepak diributkan berkarat, apakah yang masih baru juga sudah muncul.
Kaget Honda Vario 160 masih di dealer dibongkar rangkanya ada bercak kuning, ahli ITB bilang begini dalam menanggapinya.
Selama ini yang sudah banyak membuktikan terjadi di motor matic bekas rangka eSAF adanya bercak kuning dan dituduh bahwa karatan.
Bikin penasaran, coba motor baru rangka eSAF yang masih ada di delaer Honda dibongkar juga untuk membuktikan.
Diambil sampel Honda Vario 160 keluaran 2023 yang masih benar-benar baru belum dikirim dari dealer.
Adapun dealer tersebut ada di Jakarta, jadi belum tercemar udara laut dalam pengirimannya.
Dijamin juga Honda Vario 160 baru ini belum kena air hujan karena sekarang sedang kemarau.
Dibantu pihak dealer dilakukan bongkar bodi depan untuk memastikan apakah di rangka Honda Vario 160 baru ini ada bercak kuningnya.
Baca Juga: Motor Matic Honda Terbaru Launching Bulan Ini, Pakai Rangka eSAF?
Adapun bercak kuning tersebut memang agak kecoklatan terlihat seperti yang dituduhkan karat.
Bercak kuning muncul dari las-lasan atau sambungan antara pelat dengan pelat.
Seperti logam yang terbakar dan ada yang bilang bahwa warna tersebut residu pengelasan.
Sebelumnya, Bambang Widyanto, ahli metalurgi ITB turut menanggapi rangka motor matic Honda yang ramai dibicarakan tersebut.
"Proses manufaktur perlu dikontrol dengan baik," buka Bambang Widyanto saat dihubungi MOTOR Plus-online.com, Kamis (17/8/2023).
Munculnya bercak kuning tersebut bisa jadi karena proses manufaktur dalam pembuatan rangka.
Bambang mengatakan, salah satu penyebab yang memungkinkan terjadi adalah permasalahan dalam pengecatan.
Pelapisan atau pengecatan yang berperan menutup bercak kuning di rangka motor Honda tersebut.
"Kalau pengecatannya baik, tidak akan ada kerusakan," tutur pria bergeralr Doktor dari Universite de Technologie de Compiegne France itu.
"Pengecatan (sebenarnya) simpel, tapi memerlukan prosedur yang baik," ucap peneliti ITB yang aktif sejak tahun 1980-an itu.
Pria yang bekerja di Departemen Teknik Material ITB itu bilang, menggunakan cat paling mahal sekalipun tetap bisa membuat rangka rusak kalau prosedurnya tidak baik.
"Cat yang paling mahal, tapi permukaannya tidak baik, bisa menimbulkan kerusakan. Apakah prosedurnya baik," tutur Bambang yang bekerja di Departemen Teknik Material ITB.
Ia menuturkan, para manufaktur seharusnya bisa memprediksi kondisi paling parah pemakaian kendaraan dengan konteks yang semestinya.
"Kesalahan pemotor (itu) random, harusnya bisa dihandle. Mereka harus memprediksi kondisi paling parah dengan konteks normal," ujarnya.
KOMENTAR