MOTOR Plus-online.com - Mantan Direktur Utama (Dirut) Pertamina Karen Agustiawan jadi sorotan media belakangan ini.
Terlepas dari kasus yang lagi ramai, Pertamina baru meluncurkan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax Racing pada masa kepemimpin Karen.
Perempuan bernama asli Galaila Karen Kardinah itu menjabat sebagai Dirut Pertamina dari tahun 2009 sampai 2014.
Sebenarnya Pertamina telah menjual Pertamax Racing sejak Desember 2010 dalam kemasan pail 20 liter.
Pertamax Racing adalah jenis bensin dengan nilai oktan atau RON 100.
Mengutip majalah Auto Bild Indonesia edisi 243 tahun 2012, Karen Agustiawan meluncurkan outlet Pertamax Racing di SPBU Pertamina.
Pertamax Racing merupakan produk Refinery Unit III Plaju milik Pertamina sehingga merupakan satu-satunya produk bahan bakar balap yang diproduksi di dalam negeri.
"Peluncuran Pertamax Racing outlet ini sesuai dengan pertumbuhan penyelenggaraan kegiatan balapan yang memerlukan dukungan bahan bakar berkualitas tinggi sesuai dengan standard internasional,” ujar Karen saat itu.
Baca Juga: PT Pertamina Dibuat Rugi Sampai Rp 2,1 Triliun, Eks Dirut Pertamina Resmi Ditahan KPK
"Selain itu, produk Pertamax Racing mengacu pada spesifikasi Federation International Motor (FIM) dan Federation International Automobile (FIA), sehingga produk Pertamax Racing mempunyai peluang untuk diekspor," tambahnya.
Pertamax Racing dengan RON 100 diklaim mampu menghasilkan daya dan torsi tinggi tanpa menimbulkan detonasi.
Alhasil kendaraan balap lebih responsif dan berkinerja stabil, serta ketahanannya tinggi.
Produk ini merupakan high grade fuel quality yang bersifat ramah lingkungan (mengandung bioethanol & bebas timbal/TEL) dan diformulasikan secara khusus untuk bahan bakar kendaraan
balap dan kendaraan yang memiliki kompresi tinggi.
Positifnya, Pertamax Racing aman untuk mesin, tidak menimbulkan emisi yang membahayakan kesehatan mekanik, pembalap dan penonton balap.
Saat itu, Pertamax Racing dijual di SPBU dengan harga Rp 35 ribu/liter.
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR