MOTOR Plus - online.com Marc Marquez sesumbar kalau saja ia tidak jatuh di MotoGP India, tentunya bisa naik podium pada hari Minggu (24/9) kemarin.
Marc Marquez terjatuh di tikungan pertama di lap kelima saat ia sedang bertarung dengan trio Ducati yakni Marco Bezzecchi, Jorge Martin dan Pecco Bagnaia.
Marc Marquez terjatuh kemudian lanjut balapan di posisi belasan sebelum akhirnya comeback di posisi sepuluh besar.
Marc Marquez akhirnya finish di posisi sembilan, rekan setimnya di Repsol Honda Joan Mir bisa finish di posisi lima.
Marc Marquez mengakui kalau layout Sirkuit Internasional Buddh bisa membantunya meraih hasil bagus di MotoGP India.
Apalagi pada sesi sprint race ia bisa finish ketiga, posisi finish terbaiknya sejauh ini selain pada seri pembuka di Portugal.
"Karakter stop & go disini mirip dengan Sirkuit Austin di Amerika dimana saya sering menang," ucap Marc Marquez.
Bahkan musim ini MotoGP Amerika dimenangkan oleh Alex Rins yang mengendarai Honda, jadi Marc Marquez tidak asal bicara.
Baca Juga: Ga Cuma Modal Sombong Marc Marquez Beneran Gacor di MotoGP India, Sudah Crash Tetap di Sepuluh Besar
Tapi Marc Marquez mengatakan kalau Sirkuit Internasional Buddh lebih sulit dari Austin.
"Akselerasinya betul-betul dari rpm rendah, disinilah kami kesulitan, seperti MotoGP Catalunya," jelasnya.
"Tapi layout sirkuit di MotoGP India ini betul-betul membantu kami meraih hasil bagus," tegasnya.
Marc Marquez juga menjelaskan kalau kondisi fisiknya yang sangat prima juga sangat membantunya dalam balapan seperti ini.
Pada balapan kemarin suhu udara ada di angka 35 derajat dan membuat banyak pembalap mengalami dehidrasi seperti Jorge Martin.
"Saya tidak masalah dengan kondisi seperti ini, fisik saya sangat siap," lanjut Marc Marquez.
"Saya tidak pernah ada masalah dengan cuaca, bahkan dalam kondisi seperti ini," yakinnya.
"Tapi saya sedikit menyesali crash tidak perlu, yang membuat saya kemudian tidak bisa push 100 % motor di akhir balap dan hasilnya bisa lebih baik," tutupnya.
Penulis | : | Uje |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR