MOTOR Plus-Online.com - Sebagai salah satu pabrikan yang fokus dalam membina pembalap muda, PT. Astra Honda Motor (AHM) pun cukup sistematis.
Penjenjangan pembalapnya dimulai dari kasta terkecil sampai bisa dibawa ke balap dunia pada kancah MotoGP.
Dimulai dari pemilihan pembalap belia dari kancah balap nasional seperti Kejurnas Motoprix dan OnePrix, pembalap yang mengenal motor bebek atau underbone ini dibawa ke Astra Honda Racing School (AHRS).
Pelatihan di AHRS pun lebih tertata dan berfokus pada motor sport, seperti Honda CBR150R, Honda CBR250RR, dan Honda NSF100 sebagai salah satu motor prototipe.
Dari AHRS ini lah mereka memperdalam teknik balap, mengenal komponen-komponen pada motor untuk mempermudah komunikasi pada mekanik mengenai kendala motor di lintasan.
Juga diajarkan mengenai sikap mereka di lintasan, seperti tidak menaruh racing suit dan helm sembarangan.
Serta bagaimana mengontrol emosi ketika ada bentrok dengan rival.
Selain pembelajaran juga dilatih dengan sistem balapan dan klasemen, lokasinya pun berpindah-pindah guna menambah jam terbang setiap pembalap mengenal berbagai sirkuit di Indonesia.
Apalagi siswa-siswa di AHRS juga masih berkiprah di balap nasional, sehingga menambah jam terbang mereka mengenal berbagai sirkuit.
Baca Juga: Fokus Asia Dan MotoGP, Begini Proses Penjenjangan Pembalap Jalur Astra Honda Motor
"Jadi semua kita ajarkan yang mengacu pada pendidikan balap menuju MotoGP," ujar Rizky Christianto, Manager Motorsport AHM.
"Juga kita ajarkan bahasa Inggris, jadi saat ketemu mekanik asing atau wawancara dengan bahasa Inggris, mereka sudah tidak kaku," imbuhnya.
Siswa-siswa terbaik dari AHRS akan dibawa untuk seleksi Asia Talent Cup (ATC) dan Thailand Talent Cup (TTC).
Karena di kancah Asia, akan ada lagi kompetisi ATC, TTC, dan ARRC dengan mengusung bendera Astra Honda Racing Team (AHRT).
Di ARRC, pembalap-pembalap AHRT sudah ada tiga nama yang mencicipi juara Asia.
Gerry Salim AP250 ARRC 2017, Rheza Danica AP250 ARRC 2018, dan Andi Gilang SS600 ARRC 2022.
Jika melewati jalur TTC dan ATC, maka berpeluang menuju balap Eropa, dengan FIM JuniorGP Moto3 atau Moto2, juga Red Bull Rookies Cup sebagai awal.
"Kalau memang serius membawa pembalap Indonesia ke MotoGP, tentu harus lewat jalur yang dibikin MotoGP juga," Rizky menjelaskan.
"Dari ATC, ke balap Eropa karena mayoritas sirkuit di MotoGP kan ada di Eropa, makanya harus dibawa juga merasakan atmosfer persaingan di sana," timpalnya.
Baca Juga: Lolosan Astra Honda Racing School Kelanjutan Kariernya Bagaiman Sih?
Di Eropa seperti yang sudah dirasakan Fadillah Arbi saat ini, kala ia juga sudah mencicipi podium tertinggi FIM JuniorGP Moto3 di Catalunya, Spanyol.
Lalu di bawa ke kancah MotoGP, baik itu kelas Moto2 atau Moto3 dengan nama pembalap yang sudah dibawa ke sana ada Dimas Ekky Pratama, Andi Gilang, dan kini Mario Aji.
Baca Juga: Rheza Danica Sapu Bersih Juara Road Race Kejurnas Sport 250 cc Mandalika Racing Series 2023
Penulis | : | Didit Abdillah |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR