MOTOR Plus-online.com - Cuaca panas terik akhir-akhir ini bikin pengendara capek dan kehilangan fokus saat bawa motor.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap, suhu cuaca panas terik selama periode 22-29 September 2023 di beberapa wilayah di Indonesia menyentuh angka 38 derajat Celcius.
"Kondisi fenomena panas terik ini diprediksikan masih dapat berlangsung dalam periode Oktober ini, mengingat kondisi cuaca cerah masih cukup mendominasi pada siang hari," kata Guswanto, Deputi Bidang Meteorologi dikutip dari rilis BMKG.
"BMKG menghimbau kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga kondisi stamina tubuh dan kecukupan cairan tubuh terutama bagi warga yang beraktifitas di luar ruangan pada siang hari supaya tidak terjadi dehidrasi, kelelahan dan dampak buruk lainnya," sambungnya.
Cuaca panas terik juga dapat mempengaruhi kondisi pemotor di jalan.
Apalagi kalau riding dalam jangka waktu lama, ditambah kepala terasa nyut-nyutan gara-gara kepanasan.
Itu yang dialami brother Eki, pengendara Yamaha Mio Soul yang sehari-hari pulang-pergi dari kawasan Bekasi, Jawa Barat ke Grogol, Jakarta Barat.
Bagi pakar medis, ini salah satu gejala dehidrasi alias kekurangan cairan.
Baca Juga: Mesin Motor Cepat Rusak Akibat Efek Indonesia Sering Dilanda Cuaca Panas Terik? Ini Kata Mekanik
"Kalau dibiarkan, bisa berbahaya. Karena akan mengganggu sistem metabolisme tubuh," kata dr.
Andrian Tio yang berdomisili di Petojo, Jakarta Barat.
Pak dokter menjelaskan, ada tiga jenis dehidrasi.
Pertama kategori ringan, biasanya berat badan si pengidap dehidrasi berkurang antara 1-3 persen dari berat badan saat tidak dehidrasi.
"Pada tahap ini biasanya si pengidap dehidrasi tidak sadar jika dirinya terkena gejala dehidrasi.
Masih asyik menikmati sensasi riding, dielus angin dari depan. Tak sadar keringat cepat kering, tahu-tahu lemas saja," tambah dokter penyuka mobil 'jangkung' ini.
Lalu, kategori yang kedua dan ketiga, masing-masing berat badan si pengidap dehidrasi berkurang antara 4-10% dari berat badan normal, dan di atas 10% untuk pengidap dehidrasi kategori berat.
"Biasanya pengendara motor yang sering riding panas-panas hanya di kategori ringan saja," lanjut dokter yang punya spesialisasi ermegency di sirkuit ini.
Tapi jangan salah bro, jika dehidrasi kategori ringan dibiarkan terus menerus, levelnya
bisa naik ke sedang hingga berat.
Dalam beberapa kasus, pengendara bisa saja langsung black out tak sadarkan diri dan bukan tak
mungkin berujung kematian.
Baca Juga: Begini Cara Michelin Tes Ban Basah Di Cuaca Panas
Keterangan ini diperkuat dr. Acep Suparta yang bertugas di Cito Hospital Karawang, dan H. Dadang Hermawan, pemilik rumah sakit ini.
"Dalam kondisi panas ekstrem, keringat bisa langsung menguap di udara dan dikenal sebagai gejala evaporasi. Bikers tak akan tahu kalau cairannya sudah hilang," ungkap mereka.
Kondisi cairan itu tak cuma menyerang kesadaran, tapi juga bisa merusak organ vital manusia semisal jantung, hati dan lainnya.
"Prinsipnya tubuh memerlukan cairan berupa gula, garam dan elektrolit. Jika ketiganya terganggu, kordinasi tubuh akan kacau malah bisa berakibat gangguan seperti spasme alias kejang," jelas Acep.
Solusi agar tak terkena dehidrasi gampang banget, sering-sering minum air putih dan sesekali
minum-minuman isotonik.
Selain cegah dehidrasi, minum air putih yang banyak juga bikin fungsi ginjal tambah bagus.
"Oh ya kategori tadi berlaku dengan catatan fungsi ginjal dalam keadaan baik ya," tutup Andrian Tio.
Artikel ini sudah dimuat di Tabloid MOTOR Plus edisi 821 th 2014
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR