MOTOR Plus-online.com - Yamaha setelah ditinggal Valentino Rossi musim ini bakal mengulangi sejarah buruk yang terakhir dialami 20 tahun lalu dimana mereka bakal gagal menang balapan.
Sampai seri balapan ke-14 musim 2023 ini Yamaha gagal menang balapan satu kali pun.
Padahal rivalnya Honda, musim ini yang sama-sama terpuruk masih bisa menang balapan satu kali di MotoGP Amerika.
Sementara Yamaha posisi finish terbaiknya cuma dua kali finish posisi tiga bareng Fabio Quartararo di MotoGP Amerika dan MotoGP India.
Ini merupakan sinyal setelah ditinggal oleh Valentino Rossi memang Yamaha terlihat makin terpuruk.
Valentino Rossi pensiun musim 2021, tahun itu Yamaha bisa juara dunia bareng Fabio Quartararo.
Tapi musim lalu Fabio Quartararo meskipun tetap menjadi runner-up terlihat kepayahan dalam mengembangkan Yamaha YZR-M1.
Puncaknya pada musim ini, Yamaha yang turun cuma dua motor setelah RNF pakai Aprilia penampilannya terlihat makin melorot.
Baca Juga: Bukan Marc Marquez, Terungkap Inilah Spanyol Naik Ducati Paling Banyak Menang Di MotoGP
Ini menunjukkan kalau tanpa adanya rider senior seperti Valentino Rossi maka pengembangan motor bisa mandek.
Apalagi tanpa adanya tim satelit juga bisa bikin tim malah makin terpuruk.
Fabio Quartararo belum lama ini blak-blakan kalau tanpa adanya tim satelit pengembangan motor juga terhambat.
"Dulu saat di tim satelit mereka selalu memperlihatkan data dari pabrikan, kemudian kami memberika feedback apa yang bisa dibantu dari tim satelit," tegasnya.
"Dalam dua musim terakhir Yamaha kekurangan peran tersebut, ditambah tidak ada pembalap tim satelit yang bisa memaksaku untuk tampil lebih kompetitif," jelasnya.
Paceklik di Yamaha memang bukan pertama kali terjadi selama sepuluh musim terakhir.
Contohnya pada musim 2018 dimana Yamaha cuma bisa menang satu kali, padahal mereka diyakini punya motor yang kuat serta rider kompetitif dengan Maverick Vinales dan Valentino Rossi.
Saat itu Yamaha bukannya berbenah justru menyalahkan Valentino Rossi yang dianggap sudah terlalu tua.
Padahal musim tersebut Valentino Rossi bisa duduk di posisi tiga klasemen meskipun tidak pernah menang.
Valentino Rossi saat itu mengkritik habis-habisan Yamaha yang tidak siap dalam mengakomodasi peraturan ECU seragam bikinan Magnetti-Marelli sejak musim 2016.
Tidak seperti Honda dan Ducati yang betul-betul siap dengan regulasi ECU pada 2018, Yamaha seperti ketinggalan dalam membajak orang dalam Magnetti-Marelli untuk meracik settingan ECU mereka.
Yamaha saat itu yakin pada kemampuan teknisi Jepang mereka, tapi hasilnya gagal total sampai akhirnya pada akhir 2018 project leader Yamaha Kouji Tsuya saat itu dicopot.
Sejak saat itulah performa Yamaha mulai terlihat naik turun, gelar juara pada musim 2021 diyakini sebagai momen Yamaha bisa memanfaatkan situasi dimana saat itu Ducati terlihat telat panas serta Marc Marquez yang mulai sering diganggu cedera.
Saat ini Yamaha berpotensi mengulangi sejarah buruk pada musim 2003 lalu dimana mereka gagal menang satu kalipun selama satu musim.
Yamaha memang butuh rombakan total, terutama setelah ditinggal rider senior seperti Valentino Rossi dan tidak ada tim satelit yang bisa memberikan masukan makanya peran Alex Rins pada musim 2024 ditunggu untuk bisa mengangkat kembali performa Yamaha.
Penulis | : | Uje |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR