MOTOR Plus-online.com - Komplotan maling sekaligus perampok beraksi di Jakarta Barat, namun bernasib apes setelah menjual motor curian dengan harga Rp 4 juta hingga Rp 6 juta.
Masing-masing kompolotan maling dan perampok itu bernama Toto (27), Agus (33), Rosid (28), Mahpud (35), Nursaad (26), dan Krisna (25).
Pelaku maling motor itu mengawali aksi kejahatannya di beberapa wilayah seperti Kalideres, Cengkareng, dan Kembangan, Jakarta Barat.
Mereka melancarkan aksinya dengan merusak kunci kontak motor menggunakan kunci leter T.
Kemudian, komplotan tersebut memakai kendaraan curian untuk merampok beberapa minimarket di malam hari.
Seperti yang disampaikan Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes M Syahduddi di Mapolres Metro Jakarta Barat, Senin (23/10/2023).
"Modusnya adalah para pelaku terlebih dahulu melakukan aksi pencurian kendaraan bermotor," ujar Kombes M Syahduddi dikutip dari Kompas.com.
"Sebelum minimarket tersebut tutup, para pelaku ini melakukan aksi pencurian dengan kekerasan di tiga minimarket, yaitu minimarket di wilayah hukum Polsek Kalideres, wilayah Polsek Cengkareng, dan wilayah Polsek kembangan," tuturnya.
Baca Juga: Pengakuan Tegas Maling Motor, Ini Motor Favorit Penadah Motor Curian yang Mudah Dijual Lagi
Perampok ini langsung masuk secara tiba-tiba dan menodongkan senjata api maupun senjata tajam kepada pegawai minimarket.
Lalu, mereka mengancam korban supaya memberikan uang, rokok, hingga mengambil motor.
"Pelaku kejahatan itu tergolong cukup sadis karena mereka tidak segan-segan akan melukai para korbannya apabila mereka melakukan perlawanan," tutur Kombes M Syahduddi.
Ia membeberkan bahwa Toto berperan sebagai kapten yang menyediakan sejata, sekaligus eksekutor dalam komplotannya.
Tersangka lain bernama Asep juga berperan membawa golok serta menodongkan senjata tajam kepada para korbannya.
Lalu, Rosid dan Mahfud berperan sebagai pengemudi atau joki motor hasil curian.
Sementara itu, orang yang menjadi penadah motor curian diperankan oleh Nursaad.
"Dan yang terakhir adalah pelaku atas nama KW alias Krisna, warga kecamatan Pacajaya, Kabupaten Mesuji, Lampung. Yang bersangkutan berperan sebagai orang yang menjual senjata api ke pelaku atas nama Toto," urai Syahduddi.
Baca Juga: Maling Motor di Jakarta Nyerah Gara-gara Fitur Ini, Motor Curian Sampai Harus Dijual Kiloan
Dia menyampaikan, polisi menembak kaki Toto, karena melawan ketika hendak ditangkap.
"Ketika Toto kami sergap, yang bersangkutan melakukan perlawanan karena dia masih membawa senjata api, dan melakukan upaya penembakan terhadap petugas," jelas Kombes M Syahduddi.
Saat itu, sempat terjadi baku tembak antara Toto dan petugas di tempat persembunyiannya di Lebak, Banten, alhasil polisi langsung menembak kaki pelaku.
Dari tangan Toto, polisi turut mengamankan satu pucuk senjata api rakitan yang didapat dari Krisna dengan enam butir peluru.
Kata Syahduddi, para pelaku menggunakan uang hasil curiannya untuk foya-foya dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Mereka menjual motor yang dicuri secara ilegal dengan harga bervariasi di Lebak, Banten.
"Harganya bervariatif antara Rp 4 juta-Rp 6 juta, dan uang hasil kejahatan ini digunakan oleh para pelaku untuk keperluan pribadinya masing-masing," ucap dia.
"Ya bisa foya-foya bisa juga untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, pengakuannya seperti itu," lanjut dia.
Dalam penangkapan tersebut, polisi mengamankan 16 sepeda motor, golok, kunci leter T, senpi rakitan, enam butir peluru, dan uang tunai Rp 65 juta.
Atas perbuatannya, para pelaku dijerat Pasal 365 Ayat (2) ke-2e Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Pencurian dengan Kekerasan dan Pasal 363 ayat (2) KUHP tentang Pencurian dengan Pemberatan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Malam Penuh Teror di Jakbar, Komplotan Ini Curi Motor di Berbagai Wilayah lalu Lanjut Rampok Minimarket"
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR