MOTOR Plus-online.com - Jorge Martin keluar sebagai pemenang dalam MotoGP Thailand, Minggu (29/10/2023) lalu.
Padahal usai balapan Jorge Martin terbukti curang karena ia menggunakan tekanan ban dibawah regulasi yang dikeluarkan oleh Dorna.
Tekanan ban pada musim ini memang diatur oleh Dorna, dimana ban depan harus ada di atas angka 1,88 bar (27,2 psi) sementara ban belakang ada di angka 1,68 bar (24,3 psi)
Tekanan ban harus ada di atas angka tersebut setidaknya selama 50 persen balapan.
Jika balapan berlangsung sepanjang 30 lap maka tekanan ban harus berada di angka tersebut setidaknya sepanjang 15 lap.
Kalau melanggar akan ada pinalti yang diberikan dalam empat tahap.
Ketika pertama kali melanggar, akan diberikan peringatan.
Sementara untuk pelanggaran yang kedua akan diberikan pinalti 3 detik, inilah yang diterima oleh Aleix Espargaro pada balapan kemarin.
Baca Juga: Sebelum Jorge Martin Juara MotoGP, Ducati Rayakan Kemenangan Motor Ini
Sementara untuk pelanggaran ketiga akan mendapatkan pinalti 6 detik.
Lalu untuk pelanggaran yang keempat bakal mendapatkan pinalti 12 detik.
Untuk kasus Jorge Martin, ini memang baru pelanggaran pertama yang ia dapatkan dalam peraturan tekanan ban terbaru ini.
Sama seperti yang dilakukan oleh Pol Espargaro dan Marc Marquez yang sama-sama mendapatkan peringatan pertama.
Makanya meskipun terbukti curang melanggar tekanan ban Jorge Martin tetap bisa mempertahankan kemenangannya di MotoGP Thailand.
Ia hanya mendapatkan peringatan, jika melanggar untuk kedua kalinya nanti baru ia bakal mendapatkan pinalti.
Dorna memang mengatur batas minimal tekanan ban ini, karena selama ini banyak tim banyak yang menyetel tekanan ban motor saat start serendah-rendahnya untuk mendapatkan grip yang lebih baik saat start.
Makanya kalau kalian lihat MotoGP terutama pada musim ini para pembalap akan sangat rapat dari posisi pertama sampai posisi paling belakang.
Tapi biasanya hal ini bakal terjadi antara 6-12 lap saja tergantung kondisi trek.
Semakin rendah tekanan ban yang dibawa saat start akan bikin ban lebih cepat naik tekanannya kalau para pembalap terlalu rapat.
Terutama untuk para pembalap yang sering melakukan slipstream, ban akan jadi lebih cepat panas dan efeknya akan rawan kehilangan grip atau daya cengkram.
Makanya kalau kalian rutin nonton MotoGP akan terlihat di pertengahan balapan para pembalap akan terlihat berjarak, dan pembalap yang ada di posisi teratas dengan mudah menjauh karena ban miliknya berada di tekanan yang tepat.
Tapi memang sejauh ini para rider merasa kalau tekanan ban minimal yang dianjurkan terlalu tinggi dan berbahaya untuk rider.
"Ini memang ditujukan untuk safety, tapi sebetulnya tidak safety sama sekali," kritik Pecco Bagnaia pada perhelatan MotoGP Inggris beberapa bulan lalu.
"Tekanan ban yang terlalu tinggi ini sangat berbahaya, ban panas dan tidak punya daya cengkram balapan juga akan membosankan karena semua orang akan berhati-hati," tegasnya.
Penulis | : | Uje |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR