MOTOR Plus-online.com - Kawasaki tidak hanya membuat motor sport dan trail saja.
Biasanya orang tahu motor Kawasaki model sport seperti Ninja, atau trail dengan model KLX.
Namun PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI), juga pernah membuat motor model lain seperti bebek.
Contohnya Kawasaki ZX130, motor bebek unik yang pernah eksis di era 2000an.
Launching tahun 2005, Kawasaki ZX130 pernah bikin geger karena punya banyak keunikan.
Contohnya mesin dengan bore x stroke 53 x 59,1 mm, sehingga kapasitasnya jadi 130,39 cc.
Terhitung besar di zamannya, karena saat itu motor bebek underbone 4-tak kapasitasnya cuma 110-125 cc.
Selain itu, ukuran Kawasaki ZX130 juga lumayan besar, dengan desain bodi cenderung mengotak.
Lampu juga di tameng depan, beda dengan motor bebek lain di eranya yang lampunya di setang.
Namun yang paling unik, adalah lokasi tangki yang berada di bodi depan, aneh kan?
Baca Juga: Bikers Surabaya Catat, Kawasaki Moto Contest Siap Hadirkan Motor Modifikasi Terbaik
Makanya untuk mengisi tangkinya, lubang pengisiannya ada di balik pelat nomor, di atas lampu.
Sempat awal-awal motor ini meluncur, banyak yang bingung cara mengisi bensin Kawasaki ZX-130.
Lalu pernah ada isu, kalau motor ini rawan meledak saat tabrakan karena lokasi tangkinya.
Padahal, Kawasaki sudah merancang kalau tangkinya aman saat kecelakaan.
Tujuan Kawasaki memindahkan tangki ke depan, demi area bagasinya bisa luas.
Karena tangkinya pindah ke depan, bagasi Kawasaki ZX130 mencapai 16,3 liter, lumayan besar kan.
Meski tidak muat helm open face, bagasi ZX130 ini tetap luas buat bawa barang, jas hujan sampai toolkit.
Lalu yang disukai dari Kawasaki ZX130, adalah handlingnya yang stabil dibanding bebek lain.
Makanya biarpun sudah stop produksi 2011, bebek Kawasaki seperti ZX130 masih banyak penggemarnya.
Contohnya para member BKRC Chapter Surabaya, yang ikut Kawasaki Moto Contest 2023 yang videonya bisa disimak DI SINI.
View this post on Instagram
Source | : | Instagram.com/motorplusonlinedotcom |
Penulis | : | Reyhan Firdaus |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR