MOTOR Plus-online.com - Motor ayam jago punya penggemar fanatik di Indonesia.
Soalnya dulu motor ayam jago, punya aura ekslusif karena rata-rata CBU dari Thailand dan Malaysia.
Selain itu, motor ayam jago juga banyak dipakai balap mulai road race sampai drag bike.
Sayang, imej motor ayam jago menurun karena identik motor jamet, yang suka ugal-ugalan di jalan raya.
Padahal motor ayam jago punya keunggulan, yang disukai bikers doyan ngebut dan cornering.
Disebut ayam jago, soalnya berbasis dari motor bebek namun lebih gagah karena suspensi depannya.
Motor ayam jago pakai suspensi depan panjang dari bottom shock sampai setang, mirip motor sport.
Suzuki RC Sprinter jadi pelopor ayam jago di Indonesia, yang meluncur di tahun 1988.
Diikuti Yamaha Champ di tahun 1989, yang berbasis Alfa dan banyak dipakai road race.
Setelah dua motor itu stop produksi, rata-rata motor ayam jago masuk via importir umum seperti Probike.
Baca Juga: Langka, Dua Motor Ayam Jago Legend Diproduksi di Indonesia Ini Layak Dikoleksi
Motor ayam jago era 2000an itu seperti Honda Nova Dash dan Sonic dan Yamaha Tiara.
Sempat juga APM menjual motor ayam jago, misalnya Cagiva dengan model Stella.
Lalu Suzuki dengan RK Cool 110 dan Raider 125, sampai Honda yang mengimpor Sonic 125 di tahun 2001.
Namun karena harganya masih tinggi, motor ayam jago kalah popularitasnya dari bebek dan sport.
Untungnya di tahun 2005, Suzuki menjual Satria FU 150 yang berbasis Raider 150 dari Thailand.
Performanya yang kencang dan desain keren, membuatnya siap menggantikan Suzuki Satria 120R yang bermesin 2-tak.
Sempat melenggang sendirian tanpa lawan, PT Astra Honda Motor akhirnya memproduksi lokal Sonic 150R.
Diluncurkan tahun 2015, Honda Sonic 150R punya mesin berbasis CBR150R dan CB150R Streetfire.
Makanya Honda Sonic saat itu unggul, karena sudah pakai injeksi elektronik PGM-FI dan pendingin cairan.
Agar tidak kalah, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) gerak cepat merilis Satria FI yang juga injeksi.
Baca Juga: Sejarah Honda Supra GTR dan Honda Sonic Bisa Sama-sama Balapan di Kejurnas Motoprix dan OnePrix
Suzuki Satria FI pakai mesin, yang berbasis GSX-R150 makanya sudah injeksi dan pendingin cairan.
Akhirnya kedua motor ini jadi rival bebuyutan, baik oleh penggemarnya sampai di arena balap.
Suzuki Satria lebih banyak dipakai di drag bike, sedangkan Honda Sonic 150R aktif di road race.
Promosi kedua motor ini juga gencar, agar jadi pilihan anak muda yang dinamis dan suka mesin kencang.
Bayangkan, tenaga Suzuki Satria FI mencapai 18,23 dk / 10.000 rpm, dengan bobot kosong cuma 109 kg.
Honda Sonic 150R sendiri tenaganya lebih rendah, dengan data 15,68 dk / 9.000 rpm.
Namun Honda Sonic 150R punya akselerasi cepat, karena karakter mesin square dengan bore x stroke 57.3 x 57.8 mm.
Makanya biar disebut motor jamet, pengguna motor ayam jago masih bangga karena speknya.
Bobot yang enteng dan part racing yang melimpah, juga membuat dua motor ini banyak dipakai penggemar cornering.
Untuk harga, Suzuki Satria F150 terbaru dijual Rp 28,6 juta, lalu Honda Sonic 150R itu Rp 25,52 juta, semua OTR Jakarta.
Penulis | : | Reyhan Firdaus |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR