MOTOR Plus-online.com - Banyak yang mau membuat pelat nomor asli namun malas ke Samsat karena birokrasi.
Bisa didapat di pinggir jalan pelat nomor asli Samsat ada stempel atau cap Polri harga cuma segini lebih simpel.
Pembuat pelat nomor pinggir jalan sering dicap bukan asli karena tanpa logo Polri yang diembos.
Namun kini bikin pelat nomor di pinggir jalan pun bisa terdapat logo atau embos kepolisian seperti yang asli.
Menurut tukang pelat nomor pinggir jalan, untuk mendapatkan pelat nomor yang ada logo atau embos Polri ada dua sumber.
Pertama, memanfaatkan pelat nomor bekas yang angka dan tulisannya diratakan dan diketok ulang.
"Memang terlihat kurang rapi, tapi kalau hanya sekali daur ulang hampir tidak terlihat pelat nomor bekasnya," jelas tukang pelat nomor pinggir jalan di Tangerang.
Sedangkan sumber kedua katanya untuk mendapatkan pelat nomor asli bekerjasama dengan pihak Samsat.
Dari Samsat bisa mendapatkan pelat nomor buta atau masih kosong namun sudah terdapat embos atau cap Polri.
Baca Juga: Arti Tiga Huruf Terakhir di Pelat Nomor Bukan Menyatakan Kendaraan Dibeli Kredit Simak Agar Jelas
Baca Juga: Pakai Pelat Nomor Palsu di Motor Bukan Hanya Kena Denda Tilang Tapi Bisa Hukuman Penjara Juga
Secara harga, pelat nomor asli Samsat memang lembih mahal, bisa sampai Rp 200 ribu sepasang untuk mobil.
Sedangkan pelat nomor daur ulang bisa hanya Rp 100 ribu asalkan pemilik mobil atau motor bawa sendiri pelat nomor bekasnya.
Terpisan, Puryono, pemilik Hidayah Motor, toko pembuat pelat nomor di bursa otomotif Blok M Jakarta Selatan kepada Kompas.com mengatakan, harga pelat nomor tanpa stempel lebih murah.
Tapi, mayoritas pemilik lebih suka membuat yang pakai stempel mirip kepolisian.
"Kalau tidak pakai lebih murah, lebih murah antara Rp 75.000 sampai Rp 100.000," ujarnya.
Puryono menyebutkan, ada beberapa alasan orang tetap membuat pelat nomor buatan sendiri bukan asli Polda.
"Biasanya karena pelat nomornya jatuh, baik itu motor atau mobil, hilang, atau tertabrak jadi penyok-penyok. Jadi biasanya karena kondisi," katanya.
"Kemudian (pelat nomor buatan) dari Polda tidak terlalu rapih jadi diulang penataannya lebih presisi dan simetris. Karena kan partai banyak kalau Polda bikinnya. Jadi reparasi, kalau jatuh dan penyok bikin baru," ujarnya dikutip dari Kompas.com.
KOMENTAR