MOTOR Plus-online.com - Knalpot aftermarket buat modifikasi motor tersedia dalam banyak material.
Untuk bagian silencer dan header atau header, knalpot bisa pakai material stainless steel, karbon sampai titanium.
Banyak yang penasaran, apa kelebihan masing-masing bahan knalpot buat kebutuhan motornya.
Ada yang bilang, knalpot titanium dan karbon jadi yang terbaik buat tenaga dan suara.
Biar lebih jelas, yuk bareng Motorplus-online kita simak penjelasan soal bahan knalpot motor.
Pertama, kita harus tahu material knalpot OEM atau bawaan motor, yaitu besi.
Besi dipilih pabrik, karena murah dan materialnya banyak dipakai komponen lain.
Sehingga produksinya bisa mudah dan cepat, agar harganya bisa ditekan rendah.
Namun bahan besi punya bobot berat, serta mudah berkarat jika jarang dicuci.
Karena itulah, knalpot aftermarket banyak dicari agar mengurangi bobot dan tampilannya lebih keren.
Baca Juga: Modifikasi Motor Harley-Davidson Juara Drag Pakai Knalpot ROB1 Asli Indonesia
Nah, material yang banyak dipakai produsen knalpot adalah stainless steel.
Material campuran besi baja dan kromium ini, punya tampilan lebih mewah karena mengkilap.
"Stainless steel juga lebih kuat, daripada bahan besi biasa atau besi yang dikrom," jelas Ramdan dari Rapi Knalpot.
Karena lebih kuat dari besi, ketebalan knalpot bisa lebih tipis agar bobotnya enteng.
Tidak lupa, knalpot stainless steel juga anti karat, makanya banyak juga motor yang bawaanya pakai stainless steel.
Karena itulah, stainless steel lebih banyak dipakai untuk leher knalpot atau header.
Untuk silencer, material yang dipilih biasanya aluminium karena mudah melepas panas.
Bobotnya juga enteng, dan bisa diolah mulai bentuk dan warnanya biar variatif.
Nah, sekarang lagi trend soal knalpot silencer karbon dan titanium, yang tampilannya lebih eksotis.
Karbon sendiri dipilih, untuk melapisi silencer titanium yang katanya bikin suaranya lebih lembut.
Baca Juga: Nekat Uji Emisi Motor Honda PCX 150 Ganti Knalpot dan Belum Servis, Ini Hasilnya
“Kalau bahan besi punya sifat seperti memantulkan suara, karbon sifatnya menyerap suara yang dihasilkan sehingga suaranya lebih lembut dan punya ciri khas,” jelas Hendry, owner Corse Project.
Corse Project spesialis knalpot karbon fiber, menjelaskan kelebihan lain silencer karbon.
Seperti bobotnya lebih ringan dari stainless steel bahkan titanium, karena konstruksinya.
"Karena materialnya dibentuk dari rajutan serat karbon, makanya bobotnya enteng namun tetap solid dan kuat dibanding stainless dan titanium," lanjut Hendry yang bermarkas di Serpong, Tangerang Selatan.
Maklum saja, karbon fiber dikembangkan dari teknologi pesawat terbang, yang butuh material kuat namun enteng.
Tampilannya juga sporty, dan bisa diolah mau pakai serat kevlar sampai forged.
Kekurangan knalpot karbon, jelas harganya lebih tinggi dibanding stainless steel dan aluminium saja.
Proses produksinya juga rumit, dan butuh spesialis agar tampilannya rapih dan konstruksinya kuat.
Karakter karbon yang kaku, juga membuatnya mudah retak jika terkena benturan.
Bagaimana dengan titanium? Material eksotis ini juga lagi ramai dipakai buat modifikasi motor sport maupun matic.
Baca Juga: Ada Aturan Baru, Harus Tahu Batas Kebisingan Knalpot Custom Untuk Modifikasi Motor
Knalpot titanium, awalnya dipakai buat motor balap karena dianggap material paling unggul.
Kekuatannya di atas aluminium dan stainless steel, sehingga tebal knalpot bisa makin tipis.
"Misal aluminium atau stainless itu tebalnya sekitar 1 sampai 1,2 mm, kalau titanium hanya 0,8 mm," kata Johannes Tobir dari B'Pro.
B'pro yang produknya banyak dipakai balap, menyediakan knalpot dengan material karbon sampai titanium.
Titanium banyak dipakai motor balap termasuk MotoGP, karena diakui cocok buat performa.
"Di atas mesin dyno pasti keliatan, kalau power yang pakai knalpot titanium," kata Tobir.
Tidak lupa, warna titanium bisa diolah seperti pelangi, membuatnya mencolok dan mewah.
Cuma mirip karbon, kekurangan knalpot silencer titanium pastinya harganya bikin pusing.
Karena bahannya cukup langka, serta butuh teknik dan mesin khusus untuk mengolah bahan titanium.
Intinya kembali ke budget brother, sesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan kantong dalam modifikasi motor.
Penulis | : | Reyhan Firdaus |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR