MOTOR Plus - online.com Kisah tahun pertama Valentino Rossi di Yamaha pada tahun 2004 silam tentunya menarik untuk dibahas.
Bagaimana bisa seorang Valentino Rossi yang sedang jaya-jayanya bersama Repsol Honda malah cabut dan memilih tim yang tidak pernah menang selama satu musim.
Musim sebelumnya yakni di tahun 2003, Valentino Rossi kembali jadi juara dunia kelas MotoGP untuk kedua kalinya bersama Repsol Honda.
Honda juga lagi gacor-gacornya saat itu, menang di 15 race dari 16 seri pada musim 2003.
Satu balapan dimenangkan oleh Ducati, sementara pabrikan lainnya seperti Yamaha nol kemenangan.
Yamaha juga hanya bisa dapat podium satu kali tahun 2003 berkat usaha mati-matian dari Alex Barros di seri MotoGP Prancis yang digelar dalam kondisi hujan.
Kemudian tiba-tiba Valentino Rossi datang ke tim yang menang saja tidak bisa.
Kolaborasi Valentino Rossi dan Yamaha memang tidak langsung mulus, terutama Yamaha yang saat itu secara power memang jauh tertinggal dari Honda.
Makanya Yamaha dan Rossi mati-matian mengembangkan motor terutama di area mesin.
Kepala kru tim Yamaha saat itu Jeremy Burgess mengatakan hampir tiap sesi di tiap akhir balapan mereka menggunakan mesin baru.
"Saat kami menang gelar pada tahun 2004 kita menggunakan 40 mesin di motor Valentino Rossi sendiri," terang Burgess dalam podcast 'Real Risk'
Pada saat itu regulasi memang tidak membatasi jumlah mesin yang digunakan.
Bandingkan dengan musim 2024 nanti dimana Ducati, KTM dan Aprilia cuma dapat jatah delapan mesin sementara Honda dan Yamaha bisa 10 mesin.
Burgess mengatakan jumlah tersebut tergolong normal dan dilakukan hampir seluruh pabrikan saat itu.
"Karena saat itu kita juga belum lama ganti regulasi mesin dari 2-tak ke 4-tak," tambahnya.
"Mesin 2-tak lebih mudah dalam setup, tapi mesin 4-tak saat itu tidak mudah dalam menemukan setup yang tepat terkadang kita butuh 20 jam atau lebih hanya untuk membangun mesin," terangnya.
Burgees mengatakan awalnya Rossi memang merasa motor ini perlu dikembangkan.
"Motor ini tidak terlalu buruk, tidak seburuk yang saya kira," ujar Vale pada Burgess saat itu.
"Selain itu Rossi terlalu sering mengunci ban depannya padahal motornya sudah pakai rem Brembo sama seperti Honda, dimana masalah itu tidak pernah ada di Honda," bilangnya.
"Makanya ia meminta untuk menaikkan motor jadi 20 milimeter lebih tinggi dan berhasil! Motor jadi lebih mudah dikendalikan untuk Rossi," tegasnya.
"Apa yang kami minta terutama mesin selalu diberikan Yamaha," lanjut Burgess.
"Sampai akhirnya kita tes berulang kali dan akhirnya kita bisa dapat Throttle Body yang kami mau dan kopling dan part lain dan sisanya kami jadi juara dunia," tutupnya.
Penulis | : | Uje |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR