Menurutnya, penggantian dinamo sesuai dengan janji kepada konsumen.
"Sesuai dengan janji kita kepada konsumen, di mana ada service dan parts guarantee, kita ganti. Dan kita follow up dengan STNK-nya juga, dan tanpa biaya tambahan buat si konsumen," kata lelaki berkacamata itu.
Kata Adit, proses yang terjadi di lapangan tidak jarang terjadi kesalahpahaman.
"Proses ini kadang-kadang di lapangan rentan terjadi miskom. Apalagi, kalau kita bicara ganti dinamo, orang akan bilang 'wah ganti dinamo (berarti masalahnya) parah dong', karena pemikirannya sama dengan (perbaikan pada) mesin motor bakar," ucap dia.
Dari situ, pihaknya juga hendak melakukan perubahan pada letak nomor mesin atau Vehicle Identification Number (VIN).
"Berangkat dari yang sudah terjadi, kita akan mendesain ulang untuk peletakkan nomor VIN (Vehicle Identification Number) atau nomor mesin di dinamo," kata Adit.
"Kita konsultasi dengan regulator dan diterima bahwa kita bisa meletakkan nomor VIN atau nomor mesin pada swing arm (lengan ayun). Karena sudah dianggap menjadi part assy," jelasnya.
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR