Pemotor langsung marah-marah ke pedagang bensin eceran karena dikasih Pertalite cuma sedikit.
Uang Rp 10.000 ditukar dengan Pertalite hanya sepertiga dari ukuran botol air mineral ukuran 1 liter.
Tidak terima telah ditipu, pemotor marah-marah sambil memvideokan pedagang bensin eceran tersebut.
Dikutip dari akun Instagram @merekamjakarta, pemotor marah karena beli Pertalite Rp 10.000 dikasih sedikit terjadi di Jalan KH Abdullah Syafei, Tebet Jakarta Selatan pada Jumat (29/12/2023) sore.
“Beli bensin ceban (Rp 10.000) segini, yang wajar aja,” ujarnya sambil menunjukkan isi bensin dalam botol air mineral.
Pedagang bensin eceran yang divideokan pemotor tersebut nampak cuek tidak bereaksi apa-apa.
Lihat postingan ini di Instagram
Pemotor makin kesal dan meminta pengendara motor lainnya hati-hati dan waspada jika membeli bensin di pedagang eceran tersebut.
"Bae-bae nih buat driver ojol nih ya, ya ni orangnya nih. Beli bensin ceban segini yang wajar aja. Gue juga nyari duit di jalan bang, gue nyari duit goceng (Rp 5.000) sampe empot-empotan keringetan," ujarnya marah sambil memvideokan pedagang bensin eceran nakal tersebut.
Baca Juga: Motor Matic Baru Bertampang Adventure Penjegal Honda ADV, Mesin 300 cc Bisa Minum Bensin 16 Liter
Pedagang bensin eceran bisa didenda Rp 3 miliar atau penjara 3 tahun
Bensin eceran yang dijual pedagang banyak ditemui di pinggir jalan.
Bukan cuma menggunakan botol bekas, tapi memakai dispenser seperti yang ada di SPBU atau biasa dikenal Pertamini.
Pertamina secara resmi melarang konsumen untuk menjual kembali bensin yang didapat dari SPBU Pertamina secara eceran.
Penjualan bensin Pertamina oleh masyarakat demi mencari keuntungan, secara hukum tercantum dalam undang-undang.
Masyarakat dilarang membeli BBM jenis apapun untuk dijual kembali karena bertentangan dengan UU No.22/2001.
"Siapa saja yang melanggar pasal 53 UU No. 22 tahun 2001 tentang migas bisa diancam pidana maksimal tiga tahun penjara dengan denda maksimal Rp 30 miliar".
Alasan larangan masyarakat menjual bensin eceran karena sangat berbahaya bagi keselamatan penjual dan orang lain (rawan kebakaran).
Apalagi jika berjualan di perkotaan, kecuali daerah tersebut jauh dari SPBU.
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR