MOTOR Plus-online.com - Video rem motor disiram air jadi perdebatan para pemotor.
Beredar video di mana tersedia botol air, untuk menyiram rem yang panas.
Dalam video ini, terlihat plang; "Awas Rem Panas Bikin Blong, silahkan siram di sini".
Tersedia beberapa botol air mineral, yang tinggal disemprotkaan oleh pemotor yang lewat.
Rem yang panas, membuat motor tidak bisa berhenti saat turunan curam.
Karena disiram air, dianggap rem kembali dingin dan bisa optimal mengerem.
Memang, cakram atau piringan rem jadi bagian paling panas setelah direm.
Dalam video terlihat, cakram sampai mengeluarkan uap saat disiram air.
Meski jadi solusi biar cakram dingin, rupanya menyiram air ke cakram panas itu berbaya.
Hal ini dijelaskan Zainal Arifin, Lektor Kepala Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
"Rem motor tidak boleh disiram karena akan akan mengubah sifat spesifik material yang digunakan membuat rem," sebut Zainal dikutip dari Tribun Jakarta.
Perubahan sifat material rem, berpotensi menimbulkan retakan pada bagian rem.
Efeknya bisa membuat cakram melengkung, dan kampas rem bisa retak.
Rem blong sendiri, disebabkan kampas rem dan cakram suhunya sudah tinggi.
"Sesuai dengan bahan yang digunakan pada (pembuatan) kampas rem, maka akan terjadi perubahan pada resinnya sehingga (rem) akan meleleh dan mengeras sehingga menjadi licin," terang Zainal.
View this post on Instagram
Karena panas, permukaan kampas rem jadi keras membuat gesekan ke cakram jadi rendah.
Lantas, apa solusi jika rem motor sudah dirasa tidak pakem, padahal mau melewati jalanan turunan?
"Kalau rem panas, tentunya ditunggu hingga dingin, atau dengan mengubah pola pengendaraan khususnya pola pengereman," kata Zainal.
Pola pengereman bisa diganti, di mana tidak hanya pakai rem depan, namun rem belakang juga dipakai bergantian.
"Kita dapat menggunakan engine brake atau rem mesin, yaitu mengurangi tingkat kecepatan atau mengurangi injakan pedal gas, sehingga putaran motor menurun," tutup Zainal.
Source | : | Tribun Jakarta |
Penulis | : | Reyhan Firdaus |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR