MOTOR Plus-online.com - Mengenal spesifikasi baterai Lithium Ferrophosphate (LFP) atau sering disebut LiFePO4 dalam motor listrik.
Sebelum membeli motor listrik, brother harus cek jenis baterai yang digunakan.
Kotak penyimpan daya listrik ada banyak jenisnya, seperti SLA, lithium-ion (Li-ion), dan lain sebagianya.
Namun yang lagi banyak digunakan pabrikan adalah jenis LFP atau LiFePO4.
Lantas apa saja keuntungan penggunaan baterai jenis Lithium Ferrophosphate di motor listrik?
"LiFePO4 itu lebih bagus karena siklus atau life time lebih panjang," buka Abdullah, owner bengkel Dolland Motor Electric kepada MOTOR Plus-online, Selasa (16/1/2024).
"Kalau Li-ion 1000 siklus, kalau LiFePO4 bisa 2000 siklus," sambung Abdul, sapaan akrabnya.
Selain itu, kata Abdul, baterai ini dapat bekerja di suhu tinggi, sehingga tidak mudah terbakar.
Baca Juga: Rekomendasi Motor Listrik Rp 15 Jutaan, Cocok Untuk Pelajar dan Emak-emak
"Biasanya lebih tahan di suhu yang lebih tinggi, dan memiliki kemampuan menerima Ampere yang besar saat di-charge dibandingkan Li-ion," lanjutnya.
"Jika sel baterai Li-ion ditusuk bisa keluar api, dimatikan pakai alat pemadam ringan pun tidak bisa," tambah lagi abdul.
"Kalau LFP ditusuk paling cuma keluar asap, jadi tidak terbakar," jelasnya.
LiFePO4 memiliki kapasitas perpindahan elektron yang lebih rendah sehingga membuatnya tidak bisa terbakar.
Sayangnya baterai ini punya kekurangan, yakni punya dimensi besar tapi tegangannya kecil.
"LiFePO4 punya bentuk besar tapi tegangan kecil," lanjut pemilik bengkel spesialis motor listrik itu.
"Tegangan per sel LFP di angka 3,2 Volt, penuh di 3,65 Volt," sambungnya.
"Sedangkan Li-ion tegangan 3,7 Volt, penuh di 4,2 Volt," tambahnya.
Baca Juga: Cara Baca Spesifikasi Baterai Motor Listrik Harus Tahu Artinya Sebenarnya
"Jadi buat menyusun baterai pack 72 Volt dibutuhkan 24 sel LiFePO4, sedangkan Li-ion hanya butuh 20 sel," lanjutnya.
Kekurangan lainnya LiFePO4, biasanya pada saat tegangan rendah akan mengalami sudden death atau tiba-tiba mati.
Kejadian ini dipengaruhi oleh kondisi Depth of Discharge (DOD) atau tingkat terendah Voltase baterai.
"Biasanya baterai enggak boleh sampai DOD," tambah pria yang buka di Jalan Curug Raya, Jaticempaka, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi ini.
"Pabrikan pasti akan kasih spare, misal sel baterai LiFePO4 DOD di 2,5 Volt, maka pabrikan memasang voltase terendah di 3,15 Volt atau 3 Volt.
"Adapun floating tegangan atasnya juga cukup lumayan besar, setelah charge penuh baterai LiFePO4 dengan tegangan 60 Volt itu penuh di angka 73 Volt," jelasnya.
"Namun setelah charger dicabut, tegangan akan stand by menjadi 68-69 Volt," lanjut Abdul
"Berbeda dengan Li-ion yang lebih padat, jika turun tidak lebih dari 1 Volt," pungkasnya.
Kesimpulannya, baterai LFP atau LiFePO4 punya siklus lebih panjang dan tidak mudah terbakar.
Sedangkan untuk kekurangan, dimensi dan bobot besar sehingga butuh ruang lebih di motor listrik, serta daya listrik yang disimpan kecil.
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR