MOTOR Plus-online.com - Busi motor jadi komponen fast moving alias harus diganti berkala.
Harga busi sendiri masih terjangkau, sekitar Rp 25-30 ribuan untuk merek populer seperti NGK.
Namun karena diganti setiap 6.000 km, banyak bikers memilih busi yang harganya lebih murah lagi.
Soalnya banyak merek busi baru, yang harganya cuma Rp 15 ribuan dan diklaim tetap awet.
Nyatanya, busi seperti NGK punya banyak poin yang membuatnya lebih mahal.
"Kenapa bisa lebih tinggi, karena kami menjamin produk dengan material terbaik," buka Diko Oktaviano, Technical Support PT Nittera Mobility Indonesia, produsen busi NGK.
Terlihat dari banyak komponen, yang diimpor dari Jepang seperti insulator.
"Insulator alumina ceramic ini diimpor dari Jepang, karena paling baik agar busi tetap optimal di suhu tinggi," kata Diko.
Soalnya busi harus kuat saat tiba-tiba panas saat digeber, padahal kondisinya baru menyala.
Komponen lain yang unik di busi NGK, adalah penggunaan talc ring.
Baca Juga: Angka Kecil di Badan Busi Ini Bisa Menentukan Itu Busi Asli Atau Palsu
Talc ring bentuknya adalah serbuk putih, yang gunanya memperkuat struktur busi.
Diko memperlihatkan busi NGK yang dibelah, dan terlihat ada ruang khusus buat diisi serbuk talc ring.
"Dibandingkan yang isinya padat dari logam, model begini dengan talc ring justru lebih baik," tunjuk Diko.
Soalnya dengan adanya talc ring, membuat struktur busi tetap utuh tidak berubah saat temperatur tinggi.
"Kalau yang full logam, stuktur busi bisa memuai saat temperatur tinggi," terang Diko.
Fungsi lain talc ring adalah seal atau segel, untuk menjaga busi tidak tertekan gas dalam ruang mesin.
"Ledakan dalam ruang mesin punya pressure atau tekanan tinggi, makanya ada kasus busi pecah karena tidak punya sealing baik," tunjuk Diko.
Agar bisa diisi talc ring, proses pembuatan busi harus menggunakan metode khusus bernama cold caulking.
Sedangkan merek lain, biasanya pakai metode thermal caulking, yaitu busi dirapatkan dengan suhu panas yang tinggi.
"Dibanding thermal caulking, cold caulking lebih rumit namun hasilnya struktur busi lebih kokoh," tutup Diko.
Penulis | : | Reyhan Firdaus |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR