MOTOR Plus-online.com - Cara mengukur kebisingan knalpot racing yang benar, langsung tunjukkan video dan jangan mau ditilang polisi.
Seperti yang brother tahu, media sosial dibuat ramai dengan knalpot racing atau sering disebut brong.
Banyak pengguna motor yang ditilang polisi gara-gara pakai knalpot racing.
Tapi, banyak juga yang mengeluhkan cara mengukur kebisingan knalpot motor dengan digeber.
Padahal, caranya bukan asal digeber sampai limit, melainkan dalam keadaan idle atau langsam.
Seperti pada video yang diposting akun TikTok Polres Ponorogo nih, bro.
Selain itu, alat pengukur kebisingan bukan berada persis di dekat knalpot, melainkan ada jaraknya.
Daripada penasaran, langsung tonton video di bawah.
@polresponorogoofficial Replying to @zizyoi22 Jadi gini ya lur Proses pengecekannya.... biar ga salah paham ???????? #fyp #polresponorogo #ponorogo #polisi #ponorogo24jam ♬ original sound - Polres Ponorogo
Baca Juga: Kenapa Motor di Jepang Bebas Ganti Knalpot Racing, Padahal Aturannya Lebih Ketat dari Indonesia
Bukan cuma cara mengukurnya, batas kebisingan knalpot juga enggak sembarangan.
Seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor 56 Tahun 2019 tentang Ambang Batas Kebisingan Kendaraan Bermotor Tipe Baru dan Kendaraan yang sedang diproduksi.
Buat motor dengan kapasitas mesin di bawah 80 cc, batas bisingnya maksimal 77 desibel (dB).
Kemudian, untuk motor berkapasitas mesin 80 hingga 175 cc paling tinggi 80 dB.
Dan untuk motor-motor dengan mesin di atas 175 cc, maksimal 83 dB.
Batasan tersebut memakai metode pengujian standar global Economic Comission for Europe atau ECE-R-41-01.
Cara mengukurnya dengan alat pengukur kebisingan atau decibel meter dengan jarak dan ketinggian 1 meter dari ujung knalpot.
Sebisa mungkin untuk mengukur bukan di tempat hening, tidak ada keramaian.
Selain itu, motor yang kebisingan knalpotnya dites jangan serempak, melainkan satu per satu.
Nah, kalau caranya benar dan knalpot motornya masih dalam batas bising yang aman, brother tidak perlu takut ditilang polisi ya.
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR