MOTOR Plus-online.com - Busi motor palsu mulai banyak beredar di pasaran offline dan online.
Padahal, busi palsu menyebabkan mesin tidak normal, bahkan beresiko merusak bagian internal.
“Material yang digunakan pada busi palsu ini rata-rata tidak tahan suhu tinggi," buka Diko Oktaviano, Technical Support PT Niterra Mobility Indonesia, produsen busi NGK.
Karena tidak tahan panas, busi bisa terkikis dan serpihannya masuk ke liner dan piston.
Selain itu, busi palsu juga bisa jadi biang kerok mesin susah menyala, sampai brebet.
Makanya, NGK melakukan beragam cara agar produk businya tidak mudah dipalsukan.
"Pertama, minta penjual busi untuk memperlihatkan produk fisiknya, kita bisa cek keasliannya," kata Diko.
Karena busi NGK, punya 3 bagian yang sulit dipalsukan produsen busi palsu.
“Di badan busi ada lot number, yaitu urutan angka dan huruf yang tidak beraturan," tunjuk Diko.
Nah, lot number ini selalu berganti-ganti setiap hari, jadi setiap busi NGK kecil kemungkinannya sama lot numbernya.
Baca Juga: Kenapa Harga Busi Motor NGK Lebih Mahal Dibanding Merek Lain?
Cara lain, adalah mengecek tulisan di insulator berbahan keramik alumina.
"Busi NGK yang asli, punya tulisan jelas karena kepekatan warnanya solid," sebut Diko.
Sedangkan yang palsu, tulisannya pudar karena butuh alat khusus untuk memberi tag tulisan yang jelas.
Terakhir, adalah mengecek apakah gasket atau ring di ulir busi.
"Busi NGK yang asli itu sudah terpasang gasket ring-nya, jadi tidak terpisah ataupun mudah dilepas," ungkap Diko.
Banyak busi NGK palsu, gasket ring-nya terpisah karena tidak pakai metode produksi khusus.
"Pakai alat dan metode khusus, produsen busi palsu tidak bisa karena alatnya mahal," kata Diko.
Makanya, harga busi NGK asli selisihnya jauh dengan yang palsu, karena biaya produksinya beda banget.
Sebagai perbandingan, busi buat Honda BeAT itu sekitar Rp 25 ribuan, sedangkan yang palsu ada yang cuma Rp 15 ribuan.
"Agar aman, konsumen bisa beli ke toko yang terpercaya, ataupun beli di official store NGK Busi Indonesia," tutup Diko.
Penulis | : | Reyhan Firdaus |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR