MOTOR Plus-Online.com - Tak bisa dipungkiri kini aerodinamika juga berperan penting dalam performa motor MotoGP.
Alhasil semua pabrikan di MotoGP pun semakin serius untuk mengembangkan aerodinamika yang terpasang pada motornya.
Salah satunya Aprilia yang sudah berkiblat pada aerodinamika F1 dalam beberapa tahun terakhir.
Terlebih CEO Aprilia Racing, Massimo Rivola juga mantan teknisi aerodinamika di Scuderia Ferrari F1 Team.
Kini semua metode dan pengetahuan yang dimiliki Massimo Rivola pun ia praktekan dalam mengembangkan Aprilia RS-GP.
Bisa terlihat pada hari pertama tes pramusim MotoGP 2024 di sirkuit Sepang, Malaysia kala Aprilia benar-benar menerapkan ilmu dari F1.
Paling mencolok adalah penggunaan aero rake yang disebut-sebut netizen seperti jemuran baju.
Pengujian ini dilakukan pada motor Aprilia tim TrackHouse Racing, sehingga hanya terlihat digunakan oleh Miguel Oliveira dan Raul Fernandez.
Aero rake ini berfungsi untuk menganalisa aliran udara dari depan sampai belakang motor.
Baca Juga: Fungsi Jemuran Baju di Motor MotoGP Aprilia, Sudah Lama Dipakai Formula 1
Salah satu fungsi yang ingin dikejar oleh Aprilia adalah menciptakan dirty air pada bagian belakang RS-GP, sehingga tidak mudah didahului lawannya saat hendak slipstreaming.
Membuat dirty air memang sudah hal lazim di F1, saat ini terjadi pada mobil bikinan Red Bull Racing F1 yang sangat sulit didahului.
Bahkan kesaksian beberapa pembalap F1, jika berada di belakan mobil Red Bull Racing, akan sulit untuk mendahului dan terasa sangat berisik karena dirty air yang dihasilkan.
Lalu penggunaan Pitot Tube pada bagian depan motor yang berfungsi untuk memecah angin.
Pitot tube digunakan semua mobil di F1, sehingga angin yang kencang bisa terpecah dan menuju side pod, sehingga menamba down force atau daya tekan ke bawah secara optimal.
Down force yang optimal tentu bisa menambah kecepatan pada mobil, jadi secara teori ini lah yang dikejar oleh Aprilia.
Miguel Oliveira pun mengaku memang ada perbedaan besar dari segi kecepatan Aprilia Rs-GP 2024.
Hanya saja karena aero rack ini membuatnya ragu kala menikung, sehingga ia masih menunggu tes yang optimal tanpa peralatan tes di motornya.
Penulis | : | Didit Abdillah |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR