MOTOR Plus-online.com - Waspada saat parkir motor listrik sembarangan siap-siap baterainya hilang.
Kasus pencurian baterai motor listrik makin marak dan pelakunya belum terungkap.
Gawat maling preteli baterai motor listrik enggak berani dijual utuh.
Para pelaku biasanya membongkar baterai dan dan dijual bagian dalam alias selnya saja.
Pencurian baterai motor listrik merupakan modus kejahatan baru yang kian marak terjadi di awal 2024.
Oknum pelakunya sudah cukup banyak, dan telah menimbulkan kerugian besar bagi konsumen.
Saat menjalankan aksinya, pencuri baterai biasanya mengincar motor-motor listrik yang kurang diawasi dan tidak ada proteksi khusus, target utamanya biasanya pengemudi ojek online.
Baterai curian yang sukses dieksekusi kemudian diperdagangkan. Pencuri biasanya memiliki dua opsi, antara langsung menjual di lapak-lapak online, atau menjual ke penadah.
Hendro Sutono, pegiat motor listrik sekaligus juru bicara Komunitas Sepeda Motor Listrik (Kosmik) menjelaskan, pencuri umumnya menjual ke penadah supaya transaksi bisa berjalan lebih cepat dan tidak merepotkan.
Baca Juga: Maling Baterai Motor Listrik Bikin Was-was, Produsen Akan Bikin Pengaman Khusus Bisa Melacak Pelaku
Baca Juga: 4 Cara Bikin Baterai Motor Listrik Awet Gak Cepat Ngedrop, Nomor 2 Sering Diabaikan Pemilik
“Kalau ke penadah dijualnya harga miring, yang penting cepat laku dan (uang barang curian) cepat cair,” ucapnya dikutip dari Kompas.com, Sabtu (10/2/2024).
Ketika baterai curian sampai di tangan penadah, modus kejahatan berlanjut.
Berdasarkan investigasi, ada beberapa oknum penadah yang juga melakukan manipulasi.
Manipulasi yang dimaksud berupa mempereteli komponen baterai dan komponen-komponen internal seperti sel lithium, controller, dan battery management system (BMS) dijual terpisah, alias kapakan.
Redaksi mewawancara ‘A’, seorang mantan penadah baterai motor listrik yang identasnya minta dirahasiakan.
Dia menjelaskan beberapa modus aksinya untuk mengeksploitasi baterai motor listrik curian.
A mengaku membeli baterai curian dari beberapa oknum.
Setelahnya, dia melakukan beberapa rombakan untuk membuat ‘baterai oplosan’, alias beberapa komponen dalamnya diganti.
“Packingnya saya ganti biar kelihatan mulus (baru), terus di wiring ulang dan pelacaknya dihilangkan, baru habis itu saya jual lagi,” ucapnya.
A menambahkan, dulu dia cukup sering mendapatkan baterai motor listrik dengan harga miring di kisaran Rp 500.000.
Setelah dirombak dan dioplos, dia bisa menjual baterai tersebut dengan label baru dan banderolnya jadi Rp 4 juta.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Modus Operandi Pencurian Baterai, Sel Dibongkar dan Dijual Satuan"
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR