MOTOR Plus-online.com - Rem ABS jadi tema utama dalam Forum Group Discussion (FGD) Safer Riding With Advance Breaking Technology.
Acara itu digelar Otomotif Group di Smesco, Pancoran, Jakarta Selatan hari Kamis (7/3/2024).
Dosen Senior Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Indonesia Ir. Tri Tjahjono, M.Sc menjadi salah satu pembicara di FGD tersebut.
Ahli UI itu mengatakan, kompetensi pengendara harus didukung standar keselamatan motor yang prima.
Apalagi isu utama kecelakaan karena kecepatan kendaraan yang tidak dikontrol dengan baik.
“Dari riset yang kami dapatkan, fitur pengereman menjadi poin penting dalam komponen kendaraan yang berdampak terhadap keselamatan berkendara," ujar TriTri dalam paparan FGD.
"Oleh karena itu, penggunaan ABS menjadi salah satu pilihan untuk mengurangi dampak kecelakaan," lanjutnya.
"Fitur ABS berperan untuk membantu risiko terjatuh dan jarak pengereman dapat dikurangi secara signifikan, deselerasi optimal tanpa roda terkunci, dan stabilitas pengendara yang lebih terjaga,” jelasnya.
Baca Juga: Regulasi Rem ABS Motor Sudah Wajib di Eropa dan Negara Lain, Indonesia Nyusul?
Ia menjelaskan, sekitar 1/4 dari semua kecelakaan yang relevan dengan pengereman dapat diatasi jika setiap motor dilengkapi rem ABS.
“Keuntungan dari Sepeda motor ABS dapat mengurangi hingga 27% kecelakaan," tambah Tri.
"Sebanyak 2.120 jiwa dapat diselamatkan bila mengacu jumlah korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu-lintas di tahun 2022” jelas dia.
Rem ABS merupakan teknologi pionir yang telah diakui merevolusi laju kendaraan dalam kondisi darurat.
Teknologi ini memberikan kendali yang lebih optimal bagi pengendara.
Berbagai penelitian pun telah mengkonfirmasib ahwa ABS dapat menyelamatkan banyak nyawa.
Pengakuan terhadap ABS bahkan semakin dikuatkan dalam bentuk regulasi pemerintah.
Saat ini, beberapa negara, seperti Inggris dan Kanada, sudah mewajibkan rem ABS motor.
Baca Juga: Komentar Komunitas Motor Setelah Cobain Sendiri Rem ABS di Jalan Licin
Terdekat, di beberapa negara ASEAN, aplikasi ABS pada kendaraan roda dua telah diwajibkan pemerintah Thailand dan Malaysia.
"Pada penelitian di Universitas Indonesia 83 jenis kecelakaan yang berkaitan dengan rem," tambah lagi ahli UI itu.
Dari 83 jenis kecelakaan, kata Tri, 26 bisa dikurangi karena berkaitan dengan rem abs.
"Minimum bisa mengurangi kecelakaan 10%, maksimum bisa mengurangi 275 angka kecelakaan," sambungnya.
"27,000 orang meninggal akibat kecelakaan di jalan, saat itu masih menjadi pandemi Covid dan menjadi penyebab kecelakaan terbesar setelah kematian akibat Covid," lanjutnya.
Tri menyimpulkan, ada 3 faktor penting untuk meningkatkan keselamatan berkendara.
"Yang paling penting kompetensi mengemudi di atas segala-galanya, yang kedua adalah AB, dan yang ketiga adalah kondisi prasarana jalan," tutup dia.
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR