MOTOR Plus-Online.com - NGK kasih penjelasan ternyata busi motor berkerak hitam ada sebabnya.
Brother MOTOR Plus dan bikers jangan lupa selalu cek busi motor kalian.
Biasanya muncul kerak hitam di area elektroda busi motor yang sudah lama digunakan.
Nah salah satu efek munculnya kerak hitam di busi motor adalah proses pembakaran motor yang kurang maksimal.
Hal ini karena kerak di busi motor tersebut membuat percikan api kurang bagus.
Diko Octaviano, ATS & Product Development Assistant Manager PT Nittera Mobility Indonesia, pabrikan busi NGK, jelaskan penyebab kerak busi motor muncul karena sebuah kebiasaan.
"Umumnnya carbon fouling (penumpukan kerak karbon) karena busi bekerja di temperatur rendah yang terjadi secara terus menerus," ungkap Diko, Rabu (6/3/2024) lalu.
Proses itu terjadi berulang-ulang, alhasil kerak atau karbon menumpuk pada busi motor.
Baca Juga: NGK Ungkap Tren Busi Motor Baru di 2024 Punya Model Lebih Inovatif
"Temperatur atau suhu busi yang rendah disebabkan oleh pengendara sering membawa motor dalam kecepatan rendah," lanjutnya.
Busi motor berkerak juga bisa disebabkan oleh settingan bahan bakar yang enggak pas dan umumnya terjadi pada motor dengan karburator.
Menurut Diko, busi motor akan bekerja secara efektif kalau temperaturnya optimal.
"Memang saat ini enggak diketahui berapa suhu atau panas yang pas buat kerja busi," sahut Diko ketika ditemui di PT Nittera Mobility Indonesia, Jalan Raya Jakarta-Bogor KM 26,6, Ciracas, Bogor, Jawa Barat.
"Namun bisa dilihat dari kecepatan, busi akan bekerja maksimal pada kecepatan 60 km/jam hingga 80 km/jam," sambungnya.
Saat suhu mesin sesuai dengan busi, busi akan secara sendiri membersihkan elektrodanya dari kerak.
Proses tersebut adalah kemampuan self cleaning yang dimiliki di busi motor.
Jika motor sering dibawa jalan di bawah 60 km/jam, suhu atau temperatur busi jadi rendah.
Baca Juga: Ini Alasan Busi Wajib Dibawa Komunitas Terabasan dan Efeknya Ganti-ganti Busi
"Ketika motor sering berjalan di bawah 60 km/jam membuat suhu busi jadi rendah," papar Diko.
"Efeknya bakal terjadi penumpukan karbon," tutupnya.
Penulis | : | Yuka Samudera |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR