MOTOR Plus-online.com - Sedang jadi pembicaraan pemerintah akan mengurangi suplai BBM subsidi di 2024 ini.
Pertalite mau dibatasi dicampur Pertamax bahayanya diungkap ahli ITB seperti mencuci tanpa detergen kurang bersih.
Seperti diketahui, pemerintah melalui kementrian ESDM sedang merampungkan aturan pembatasan Pertalite.
Nantinya dalam pembelian Pertalite akan dibatasi sehingga banyak yang mencampur dengan Pertamax.
Banyak yang penasaran apakah resiko jika sering mencampur bensin Pertalite dengan Pertamax.
Dr. Ing. Zaenuri, Ahli Motor Bakar Institut Teknologi Bandung (ITB) pernah memberi penjelasan bahayanya mencampur Pertalite dan Pertamax.
Menurut pria beken disapa Pak Yus, mencampur Pertalite RON 90 dengan Pertamax RON 92 pengaruh terhadap proses pembakaran di ruang bakar mesin.
"Oktan yang terkandung (di bensin) berfungsi sebagai lamanya waktu bensin bisa terbakar," terang Pak Yus sapaan akrabnya dilansir dari Gridoto.com.
Pertama, Kata Pak Yus kerugian mencampur BBM berbeda jenis pengaruh terhadap fungsi kandungan aditif yang umumnya ada di bensin dengan nilai oktan lebih tinggi.
Baca Juga: Bikin Kaget, Setelah Pertalite Sekarang Pertamax Rencananya Akan Dihapus Dari SPBU
Baca Juga: Pertalite Untuk Motor Kompresi Segini Jangan Salah Isi Biar Gak Rugi
Seperti pada Pertamax memiliki kandungan aditif seperti PERTATEC yang punya kemampuan membersihkan endapan atau kotoran pada mesin.
"Kalau dicampur konsekuensinya aditif yang ada jadi berkurang, fungsinya menurun," terangnya.
Dengan begitu, ibarat mencuci dengan sedikit detergen jadi kurang bersih membuat hasil pembakaran jadi kotor.
Kedua, kerugian mencampur bensin oktan rendah Pertalite dengan lebih tinggi Pertamax akan menurunnya kualitas bensin RON yang lebih tinggi.
Untuk bensin oktan lebih rendah, Pak Yus menuturkan belum tentu mengalami peningkatan nilai oktan signifikan saat dicampur bensin oktan lebih tinggi.
"Seharusnya nilai oktan tinggi bisa memiliki ketahanan detonasi lebih baik dan bisa terbakar sempurna dalam kompresi ruang bakar," ujar pak Yus.
"Karena nilai oktannya berubah, jadi ada potensi mesin detonasi, performa dari ledakan pembakarannya juga berkurang," sambungnya.
KOMENTAR