MOTOR Plus - online.com Salah satu pemandangan yang sering muncul saat musim mudik adalah tukang sapu logam yang muncul di jalur Pantura.
Seperti dalam video yang banyak beredar di media sosial kemunculan tukan sapu logam ini mulai muncul jelang Hari Raya Idul Fitri 1445 H.
Mereka muncul di sekitar Jembatan Sewo, yang terletak di perbatasan Subang-Indramayu.
Para warga sekitar umumnya akan membawa sapu lidi.
Tujuannya bukan untuk membersihkan jalan.
Namun menyapu uang yang dilempar para pemudik di jalan sebagai tradisi.
Pemandangan ini memang sangat sering muncul jelang Lebaran seperti ini.
Tapi belum banyak yang tahu sejarah dari munculnya tukang sapu logam ini.
Lihat postingan ini di Instagram
Dilansir dari kompas.com tukang sapu logam ini berasal dari mitos.
Dijelaskan Yuzar Purnama, dalam Mitologi Saedah Saenih, Cerita Rakyat dari Indramayu (2016) yang diterbikan jurnal Patanjala menyebutkan, mitos dari kisah Saedah Saenih jadi alasan utama terbentuknya tradisi mengais uang di jembatan Kali Sewo, Indramayu.
Kisah tersebut tentunya melegenda bagi masyarakat Indramayu, khususnya yang tinggal di sekitar kali Sewo, Indramayu.
Mereka berkeyakinan bahwa Ki Sarkawi beserta istrinya, Maimunah, yang menjadi orang tua Saedah dan Saenih masih bersemayam di kali Sewo, dan menjadi penghuni kali tersebut.
Maka dari itu, masyarakatnya meminta koin agar para pelintas dapat melalui jembatan Sewo dengan aman.
Mereka kerap kali juga mengaitkan mitologi tersebut dengan kecelakaan tragis yang terjadi pada 11 Maret 1974.
Kecelakaan tersebut mengakibatkan satu unit bus terguling ke dasar sungai, kemudian menewaskan sekitar 67 orang penumpangnya, dan hanya menyisakan 3 orang anak yang selamat.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tradisi Penyapu Receh di Jembatan Sewo Indramayu, Ini Awal Mulanya",
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Uje |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR