MOTOR Plus-online.com - Pengguna motor pabrikan sayap mengepak sudah fanatik pakai pelumas pabrikan.
Motor Honda jika kepepet tanpa AHM MPX dan SPX sebagai pengganti pakai oli merek apa agar aman dipakai harian.
Seperti diketahui, pabrikan motor Honda merekomendasi oli yang digunakan pakai AHM Oil MPX atau SPX.
Bagaimana jika AHM Oil MPX dan SPX tidak dijumpai di sekitaran ketika ganti oli.
Misalnya untuk Honda BeAT, bila mengacu spesifikasi standar oli yang digunakan pakai AHM oil MPX 2 dengan kekentalan 10-W30.
Supaya aman apakah boleh diganti menggunakan merek lain?
Sejatinya boleh saja, asalkan SAE yang digunakan tidak jauh dari yang dianjurkan pabrikan.
SAE adalah singkatan dari Society of Automotive Engineers, sebuah organisasi yang mengembangkan standar teknis dalam industri otomotif.
Dalam konteks oli mesin, SAE mengacu pada standar viskositas oli.
Baca Juga: Resmi Harga AHM Oil MPX dan SPX Versi Astra Honda dan Planet Ban, Lebih Murah dari Ini Bisa Palsu
Baca Juga: Beda AHM OIl SPX dan MPX Jangan Tertukar Berbeda Base Oil yang Menentukan Kualitas
Viskositas adalah ukuran ketebalan atau kekentalan oli.
Standar viskositas SAE digunakan untuk mengklasifikasikan oli berdasarkan viskositasnya pada suhu operasional tertentu.
Pada label botol oli, akan terlihat angka-angka seperti 10W-30 atau 5W-40, di mana angka pertama diikuti oleh huruf "W" mengacu pada viskositas saat suhu rendah (Winter) dan angka kedua mengacu pada viskositas saat suhu operasional yang lebih tinggi.
Bila mau mengganti oli Honda BeAT dengan merek lain, di pasaran banyak tersedia berbagai merek, mulai dari Motul, Shell, Repsol, Castrol, Pertamina, Federal Oil dan lainnya.
Mayoritas produsen itu bikin oli khusus skutik, seperti Castrol Power 1 Scooter, Pertamina Enduro Matic.
Yang penting perhatikan viskositas atau kekentalannya, jangan meleset jauh dari 10W-30.
Misal jadi 10W-40 masih bisa ditoleransi, jangan naik kejauhan misal sampai 20W-50, bikin mesin berat dan boros bensin.
Perhatikan pula grade olinya, misal standarnya SG, jangan dikasih SF, jika di atasnya misal SH tidak masalah.
Yang tak kalah penting adalah usahakan beli di toko terpercaya atau gerai resmi untuk menghindari oli palsu. Karena akan sangat berbahaya efeknya, tak cuma panas, mesin bisa rontok karena kualitas tak bisa dipertanggungjawabkan.
Terakhir, pemakaian oli jangan berpikir yang awet, karena memang wajib diganti secara rutin agar pelumasan selalu maksimal.
Sebaiknya ganti tiap 2.000 km, maksimal 3.000 km terutama jika motor sering dipakai macet-macetan, walaupun saran dari pabrik ganti tiap 4.000 km.
KOMENTAR