MOTOR Plus-online.com - Ternyata warna pelumas bekas mengandung arti yang mengerikan.
Tiga warna oli bekas menandakan jenis penyakit mesin simak penjelasan ahli ITB agar lebih paham artinya.
Seperti diketahui oli mesin berubah warna jadi menghitam setelah dipakai dalam kilometer tertentu.
Selain warna oli bekas jadi hitam juga ada warna lain yang dianggap berbahaya.
Seperti dijumpai oli bekas mesin berubah jadi merah atau biru!
Kondisi seperti ini biasa disebut dengan istilah fuel dilution, yaitu tercemarnya oli mesin oleh bensin yang dipakai.
"Biasanya gejala fuel dilution ditandai dengan berubahnya warna oli mesin seperti warna bensin yang digunakan," buka Dicky Nurjaman, Teknisi R Pit Yamaha Harapan Motor melansir GridOto.com beberapa waktu lalu.
"Beberapa kasus yang saya temui, oli mesin berubah warnanya menjadi merah," tambahnya.
Baca Juga: Awas Ada Oli yang Merusak Haram Dipakai Harian Pelumas Jenis Ini Bikin Mesin Bocor Cairan Berceceran
Baca Juga: Oli Panjang Umur untuk Kendaraan Masa Pakai Lebih dari Sepuluh Sudah Dijual di Indonesia
Bisa jadi karena warna bensin yang dipakai adalah merah.
Atau bisa juga oli bekas yang berubah jadi biru karena bensin yang dipakai biru.
Dijelaskan ahli konversi energi dari Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), Tri Yuswidjajanto Zaenuri.
Katanya, pakai bensin oktan tinggi di motor yang berkompresi kecil sehingga menyisakan bensin di dinding piston.
"Sisa bensin yang enggak terbakar di ruang bakar menyusup ke bak oli melalui celah piston," ujar Tri Yuswidjajanto Zaenuri.
"Bahan bakar sisa itu mencemari oli. Itu yang disebut dengan fuel dilution," sahut Pak Yus sapaan akrabnya.
Biasanya gejala seperti ini terjadi pada motor-motor lama yang berkompresi rendah tapi diisi dengan bahan bakar dengan nilai oktan tinggi.
Ada juga oli berubah warna jadi coklat susu, yang artinya adanya air yang masuk ke mesin.
Biasanya sehabis melewati genangan air atau banjir sehingga air campur dengan oli mesin.
Tapi, walau seperti coklat susu jangan diminum ya karena bisa keracunan.
KOMENTAR