MOTOR Plus-online.com - Wancana penghapusan sampai pembatasan Pertalite di SPBU Pertamina semakin kencang.
Beli Pertalite harus pakai QR Code, nasib BBM subsidi terungkap tahun 2025 mendatang.
Pembatasan Pertalite ini dilakukan pemerintah bertujuan agar bensin subsidi bisa tepat sasaran.
Selain itu pembatasan juga akan berlaku untuk motor dan mobil dengan kapasitas mesin tertentu.
Khusus untuk motor yang kapasitas mesinnya di atas 250cc akan dilarang isi Pertalite.
Sementara pembatasan atau larangan pembelian isi Pertalite juga berlaku untuk mobil di atas 1.400cc.
Dalam beberapa pekan terakhir bahkan ramai Pertalite akan digantikan bensin baru Pertamax Green 95.
Di beberapa SPBU Pertamina bahkan Pertamax Green 95 sudah dijual.
Namun selisih harga antara Pertalite dengan Pertamax Green 95 mencapai Rp 3.900.
Baca Juga: Pertalite Segera Dibatasi, Yamaha NMAX Turbo Masih Bisa Isi Pertalite di SPBU Pertamina?
Baca Juga: Lanjutan Kasus SPBU Pertamina Curang di Cibubur Beli Pertalite Rp 150 Ribu Diisi Rp 100 Ribu
Dikutip dari Tribun Pontianak, hal itu sebagaimana wacana yang tertuang dalam revisi Perpres yang saat sedang digodok pemerintah bersama DPR.
Terbaru, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan kuota bahan bakar minyak (BBM) subsidi di 2025 berkisar 18,84-19,99 juta kilo liter (KL).
Jumlah itu naik dibandingkan outlook konsumsi BBM subsidi di 2024 sebesar 18,39 juta KL.
Seperti diungkap oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Ia mengatakan, peningkatan kuota BBM subsidi tersebut mengacu pada asumsi dasar ekonomi makro dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.
Dengan target pertumbuhan ekonomi 5,1-5,2 persen.
"Kenaikan yang cukup tinggi pada volume BBM bersubsidi disebabkan oleh metode perhitungan regresi non-linear untuk konsumsi BBM terhadap perkiraan PDB 2025," ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (19/6/2024).
"Dan metode eskalasi laju pertumbuhan ekonomi berdasarkan data penyaluran BBM dengan asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen," imbuhnya.
Usulan alokasi BBM subsidi di 2025 yang sebesar 18,84-19,99 juta KL tersebut terdiri dari minyak tanah sebanyak 0,51-0,55 juta KL dan minyak solar 18,33-19,44 juta KL.
Baca Juga: Pertamax Green 95 Serbu SPBU Pertamina, Pertalite Belum Ada Rencana Dihapus
Sedangkan outlook konsumsi BBM subsidi di 2024 yang sebesar 18,39 juta KL terdiri dari minyak tanah 0,51 juta KL dan minyak solar 17,88 juta KL.
Sementara itu, untuk realisasi konsumsi BBM subsidi hingga Mei 2024 tercatat sebesar 7,16 juta KL.
Realisasi mencakup minyak tanah sebanyak 0,21 juta KL dan minyak solar sebanyak 6,95 juta KL.
Arifin menyebutkan, pemerintah terus berupaya mendorong subsidi tepat sasaran.
Salah satunya melalui penertiban penggunaan barcode pada program subsidi tepat.
"Arah kebijakan subsidi BBM adalah pemberian subsidi tetap untuk minyak solar.
Dan subsidi selisih harga untuk minyak tanah serta melanjutkan roadmap registrasi konsumen pengguna BBM," kata dia.
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR