MOTOR Plus-online.com - Banyak pabrikan merek premium berlomba-lomba bikin motor murah.
Misalnya Harley-Davidson dengan model X450, lalu Triumph yang bikin Scrambler dan Speed 400.
Rata-rata pakai mesin single silinder 400 cc, lalu dibuat di India agar biaya produksi ditekan murah.
Strategi ini pertama dilakukan KTM untuk model Duke dan RC390, lalu diikuti BMW G310 series.
Kesuksesan KTM, lalu diikuti pabrikan motor premium lain, bahkan Aprilia ikutan dengan model RS440.
Bagaimana dengan Ducati, pasti menarik kalau pabrikan asal Bologna, Italia ini bikin motor murah.
"Ducati tidak akan membuat motor kecil," jawab Claudio Domenicali, CEO Ducati.
Pria yang memegang komando Ducati sejak tahun 2013 ini, jelaskan alasannya.
"Merek Ducati itu harus jadi panutan, makanya harus punya imej yang prestis," tukas Claudio Domenicali.
Sebenarnya Ducati pernah bikin motor terjangkau, dengan kapasitas 400 cc.
Baca Juga: Lawan Dominasi Motor Jepang, Ducati Siap Turunkan Pembalap MotoGP di Balapan Ini
Motor itu adalah Ducati Scrambler Sixty2, yang mesinnya V-twin 399 cc.
Sayangnya motor ini tidak lanjut diproduksi sejak tahun 2017, karena dianggap kurang menarik.
Padahal konfigurasi mesin dan bentuk Sixty2, mirip Ducati Scrambler bermesin 800 cc.
Harga jadi perhatian konsumen Ducati, yang membandingkan dengan model Scrambler lainnya.
"Memang mesinnya kecil, tapi motor itu (Sixty2) bukan murah," balas Marco Biondi, VP Sales & Marketing Ducati Asia Pacific.
Marco Biondi bilang, Ducati punya standar dalam membuat motor.
"Kami membuat Ducati dengan standar performa terbaik, tidak ada kompromi," kata Marco Biondi.
Jadi biarpun kecil, spek kaki-kaki, rangka dan mesin Sixty2 tetap mirip dengan Ducati Scrambler lainnya.
Untungnya, pilihan Ducati kekeuh bikin motor premium, bikin imej prestisnya tetap kuat.
Karena alasan orang membeli Ducati, tidak hanya motornya namun juga imejnya sebagai motor mahal.
Penulis | : | Reyhan Firdaus |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR