Hal itu dinilainya mengindikasikan bahwa nalar dan logika para remaja tersebut masih baik.
Namun, keinginan untuk mendapatkan pengakuan membuat nalar dan logika tersebut kalah oleh emosi.
"Tetap dia lakukan karena ada suatu perasaan kekurangan dan harus dia penuhi untuk mengisi kekosongan jiwanya," ucap Yulianti.
K diketahui merupakan remaja anggota geng motor yang juga berperan sebagai pembuat senjata tajam.
Kepada Yulianti, ia mengaku menyesal atas apa yang diperbuatnya.
Yulianti menilai, remaja kaum yang sangat rentan dipengaruhi hal negatif.
Ia berpendapat, hanya lingkungan terdekatnya yang dapat mencegah pengaruh negatif itu.
Karena itu, Yulianti menilai, keluarga dan orang-orang terdekat dari para anggota geng motor yang harus memberikan perhatian saat para remaja itu selesai menjalani hukuman dan kembali ke kehidupannya.
"Harapan kami ketika dia pulang, lingkungan mendukung. Bukan men-judge mereka sebagai residivis atau semakin dijauhi," ucap Yulianti. (www.motorplus-online.com)
Artikel ini dipublikasikan Tribunnews.com dengan judul Anggota Geng Motor Diwawancara Pakai Metode Hipnotis, Pengakuannya Menyedihkan
KOMENTAR