Setelah Honda CB100 yang fenomenal, dan kemudian diikuti Yamaha RX-King, juga classic trail seperti Suzuki TS 125, kini Honda GL100 juga mulai banyak dicari.
“Saya lihat sejak 1 tahun terakhir ini GL100 mulai naik pamornya,” buka Harsoyo Santoso atau yang lebih dikenal dengan nama Tionghoa Ahong, builder Hongkingkong Custom, Surabaya.
Hal ini bisa dilihat dari harga GL100 di pasaran.
(BACA JUGA : Modifikasi Honda GL 100 Vintage Trail Campursari)
“Dulu, kita bisa dapat GL100 bagus cuma Rp 3 – 4 juta. Tapi sekarang mulai naik. Bisa sampai Rp 7 juta. Itu pun masih standar kondisinya, tapi utuh,” lanjut Ahong.
“Ada teman di salah satu komunitas CB di Surabaya yang dapat GL100 dengan harga segitu. Menurut saya itu sudah murah…” Memang benar.
Kebetulan Nugroho Sakri, pemilik GL100 1982 yang tinggal di Waru, Sidoarjo.
Dia mengaku menjual motornya Rp 2,75 juta kira-kira 4 tahun lalu.
“Kondisinya apa adanya. Semua masih ori, kecuali fork depan pakai punya GL Pro imitasi, dan swingarm punya GL 100 variasi model kotak. Kondisi tangki bocor,” ujar Sakri.
Kita bandingkan dengan GL100 1983 punya Hardjito, pegawai SPBU Pertamina Banjarsugihan, Tandes, Surabaya Barat.
“Kapan itu ditawar orang dari Tambaksari. Ditukar Yamaha Mio plus saya dikasih duit Rp 4 juta. Tapi saya tolak…” ujar Hardjito yang mengaku tidak tahu menahu soal pasaran GL100 sekarang.
“Yang jelas motor ini tidak saya jual karena pemberian mantan bos saya yang sekarang sudah almarhum,” tutur Hardjito.
Gaya Eighties
Dari pengamatan Ahong yang aktif di berbagai kegiatan komunitas custom di Surabaya, gaya classic Japanese bikes era 1980-an jadi pemicu naiknya peminat GL100.
“Kalau sebelumnya, orang suka gaya seventies dengan ciri tampilan serba bulat, kini agaknya mulai melirik juga gaya eighties yang serba kotak,” info Ahong.
“Kondisi dibiarkan tampil standar. Tangki, knalpot, spido, cakram rem semua orsi. Cuma ban dibesarkan.“
Karena itulah komponen eksterior GL100 juga ikut dicari.
“Terutama knalpot, tangki, cakram, spido mulai dicari. Kalau lampu depannya yang model kotak, belum terlalu disukai. Kebanyakan diganti model bulat.”
(www.motorplus-online.com)
Source | : | MOTOR Plus |
Penulis | : | Indramawan |
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR