“IMU yang dipakai di MotoGP itu berupa kotak yang penuh dengan sensor dan paling penting memiliki firmware (serupa dengan software) sendiri yang menggunakan matematika. Jadi ada penghitungan-penghitungan yang dilakukan, dan dari sinilah muncul peluang untuk diakali,” ungkap Cecchinelli.
Ditambahkannya, banyak yang mengira, IMU ini hanya mengukur sudut kemiringan. “Itu tidak benar! IMU mengukur rata-rata kemiringan dan kemudian dengan menggunakan hitungan matematika, IMU ini menghitung sudut kemiringan. Nah dalam penghitungan ini, kita tak sekedar melakukan hitungan matematika dari signal yang diberikan. Tapi juga membuat pengembangan…” lanjut Cecchinelli.
Lebih jelasnya, Cecchinelli mengungkap praktik-praktik manipulasi yang mungkin untuk dilakukan.
“Misalnya saja, saya ambil sudut kemiringan dan temperatur ban. Saya gabungkan keduanya sehingga sekarang saya punya data besaran sudut kemiringan yang telah saya manipulasi, untuk saya berikan pada ECU. Tentu saja, sudut kemiringan ini bukan yang sebenarnya, dan pastinya akan berubah-ubah tergantung apakah ban dalam kondisi panas atau dingin. Dari sini sekarang saya punya kontrol traksi yang berbeda dengan punya Anda.”
Padahal salah satu tujuan dipakainya single ECU (software dan hardware) ini adalah untuk membatasi rpm (putaran mesin) dan mengurangi kecepatan di tikungan di MotoGP.
Namun penjelasan dari Cecchinelli ini mematahkan fungsi itu.
Bisa jadi setelah ECU dimanipulasi, kontrol traksi tiap motor ini berbeda.
Jadi kata ‘unified’ atau penyeragaman itu tidak benar-benar tercapai! (www.motorplus-online.com)
Source | : | MOTOR Plus |
Penulis | : | Indramawan |
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR