Penyeragaman pemakaian software dan hardware ECU (Electronic Control Unit) di MotoGP mulai 2016 lalu dipercaya sebagai alat ampuh untuk mengurangi gap kekuatan tim pabrikan yang sudah mapan dengan tim pabrikan yang baru join.
Atau bahkan juga tim satelit. Kiranya ini menjelaskan kenapa sejak musim lalu sampai sekarang kompetisi berlangsung sengit.
Meskipun demikian, MotoGP Director of Technology, Corrado Cecchinelli mengungkap adanya peluang manipulasi pada software ECU yang telah diseragamkan itu.
“Ketika MotoGP akhirnya mencapai kesepakatan dengan para pabrikan untuk pemakaian ECU (hardware dan software) tunggal mulai 2016, IMU lolos dari bahasan. Tidak jadi masalah kalau IMU itu hanya sebuah sensor. Justru IMU ini jauh lebih pintar ketimbang itu. IMU punya ‘otak’ sendiri yang bisa diprogram. Karena itulah muncul potensi untuk ‘mendoping’ angka-angka yang akan mempengaruhi software ECU yang telah diseragamkan itu,” ungkap Corrado Cecchinelli pada Peter McLaren, MotoGP Editor untuk Crash.net.
(BACA JUGA : ECU MotoGP Seragam Berujung RPM Dibatasi)
Sebelum lebih jauh, kita bahas dulu, apakah IMU itu?
IMU adalah singkatan dari Inertial Measurement Unit, yang merupakan perangkat elektronik yang awalnya banyak dipakai di pesawat terbang, termasuk juga pesawat tanpa awak, satelit dan lain-lain.
IMU ini sendiri menggunakan perangkat accelerometers (pengukur kecepatan) dan gyroscopes (pengukur kemiringan), dan kadang pula menggunakan magnetometers (pengukur medan magnet).
Dari sini bisa diketahui ketinggian, besaran sudut, kecepatan linear dan posisi sebuah obyek.
Nah MotoGP pun membutuhkan hitungan-hitungan ini. Paling gampang ketika Anda melihat siaran MotoGP, di situ didapat informasi sudut kemiringan pembalap ketika rebah di tikungan, top speed motor saat melaju di trek lurus dan lain-lain.
“IMU yang dipakai di MotoGP itu berupa kotak yang penuh dengan sensor dan paling penting memiliki firmware (serupa dengan software) sendiri yang menggunakan matematika. Jadi ada penghitungan-penghitungan yang dilakukan, dan dari sinilah muncul peluang untuk diakali,” ungkap Cecchinelli.
Ditambahkannya, banyak yang mengira, IMU ini hanya mengukur sudut kemiringan. “Itu tidak benar! IMU mengukur rata-rata kemiringan dan kemudian dengan menggunakan hitungan matematika, IMU ini menghitung sudut kemiringan. Nah dalam penghitungan ini, kita tak sekedar melakukan hitungan matematika dari signal yang diberikan. Tapi juga membuat pengembangan…” lanjut Cecchinelli.
Lebih jelasnya, Cecchinelli mengungkap praktik-praktik manipulasi yang mungkin untuk dilakukan.
“Misalnya saja, saya ambil sudut kemiringan dan temperatur ban. Saya gabungkan keduanya sehingga sekarang saya punya data besaran sudut kemiringan yang telah saya manipulasi, untuk saya berikan pada ECU. Tentu saja, sudut kemiringan ini bukan yang sebenarnya, dan pastinya akan berubah-ubah tergantung apakah ban dalam kondisi panas atau dingin. Dari sini sekarang saya punya kontrol traksi yang berbeda dengan punya Anda.”
Padahal salah satu tujuan dipakainya single ECU (software dan hardware) ini adalah untuk membatasi rpm (putaran mesin) dan mengurangi kecepatan di tikungan di MotoGP.
Namun penjelasan dari Cecchinelli ini mematahkan fungsi itu.
Bisa jadi setelah ECU dimanipulasi, kontrol traksi tiap motor ini berbeda.
Jadi kata ‘unified’ atau penyeragaman itu tidak benar-benar tercapai! (www.motorplus-online.com)
Source | : | MOTOR Plus |
Penulis | : | Indramawan |
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR