Terkadang sesuatu yang sudah diukur dan yang disarankan oleh pabrikan sudah sangat baik bagi motor.
Nah, hal ini berlaku untuk gap busi atau celah antara elektroda dan massa atau insulator.
Pasalnya, celah ini terkadang luput dari perhatian saat melakukan service motor ataupun mekanik sengaja merubah ukuran tersebut.
Letikan api busi untuk pembakaran dipastikan tidak akan normal karena diluar dari ukuran standar.
(BACA JUGA : 5 Macam Jenis Busi Motor)
Pada buku service manual pun sudah di jelaskan bahwa ukuran ideal untuk gap busi sekitar 0,7-0,8 mm bila diukur dengan fuller gauge.
"Kalau di renggangkan, busi bisa gagal mematik bunga api karena jangkauan insulator terlalu jauh," ucap Bagas Setiawan dari KM18 East.
Indikasinya stasioner atau langsam motor tidak akan normal.
Di samping itu, bila dipaksakan motor akan boros bensin dan ujung-ujungnya pembakaran dipastikan tidak akan sempurna.
Pria yang ngebengkel di Jl. Ampera Raya, Bekasi Timur ini juga tidak menyarankan gap busi tersebut dibuat rapat.
Karena menurutnya, bila gap busi di buat rapat membuat api busi terlalu cepat dan membuat mesin ngelitik saat berakselarasi.
"Hal ini karena busi meletik terlalu cepat dan pembakaran juga kurang sempurna membakar bahan bakar," tambahnya.
Ukuran gap busi berukuran standar ini juga berlaku untuk semua jenis elektroda busi.
Jadi, mau elektroda cooper, platinum maupun sampai iridium gap busi harus dibuat standar.
Karena banyak yang salah kaprah kalau semakin bagus elektroda maka kerenggangan bisa dibuat jauh.
Nah, bisa di bilang mau dibuat rapat atau renggangan, bukan hal positif di motor untuk meningkatkan performa yang didapat melainkan efek negatif yang dirasakan. (www.motorplus-online.com)
Source | : | MOTOR Plus |
Penulis | : | Ryan Tambun |
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR