MOTOR Plus-online.com - Dicolek apanya nih? Wah, jangan berfikiran aneh-aneh dulu sob!
Dicolek di sini, maksudnya untuk bisa pantau kinerja mesin motor kondisinya sehat atau tidak.
“Sebenarnya motor sudah memberi tanda ke pemakainya, apakah mesinnya dalam keadaan sehat atau sakit. Caranya, yakni lewat knalpot. Ada tidaknya jelaga hitam di ujungnya,” ucap Muhammad Murtadho, dari bengkel Tan’s Project.
Nah, apa saja kondisi mesin yang digambarkan si jelaga di ujung knalpot ini? Yuk, bahas satu persatu!
RUANG BAKAR KOTOR
Kondisi yang paling umum terjadi, memang gak bisa dihindari seiring jam terbang motor itu sendiri.
(Baca juga: Kualifikasi HDC Surabaya, Sigit PD Pole Seeded, Afridza Kuasai Pemula)
Motor yang sudah mencapai jarak tempuh di atas 30.000 km, pasti banyak kerak karbon di ruang bakarnya.
“Banyaknya kerak ini bikin proses pembakaran jadi enggak sempurna, bensin tidak terbakar tuntas,” ucapnya ke EM-Plus saat ditemui di bengkelnya di Jl. Desa Satria Jaya No.27, Satriajaya Tambun Utara, Bekasi.
Salah satu penyebabnya, bisa karena kualitas bensin tidak baik, atau kinerja sistem pengapian tidak optimal.
Disarankan menggunakan bensin dengan oktan yang sesuai, serta cek semua peranti pengapian.
SIL KLEP GETAS
Part yang terbuat dari bahan karet ini, tugasnya cukup vital, yakni menahan oli yang berada di area head silinder, agar tidak menerobos masuk ke ruang bakar.
(Baca juga: Mana Yang Cepat Menghabiskan Ban, Beton Atau Aspal?)
Sil klep ini juga harus tahan panas akibat temperatur yang meningkat di mesin, akibat proses pembakaran maupun dari gesekan dengan batang klep.
Bila parit ini sudah lemah, biasanya motor akan mengeluarkan asap putih tipis, dan lama kelamaan akan membentuk jelaga di ujung knalpot.
UKURAN SPUYER TIDAK PAS
Salah setting karburator, banyak terjadi di motor yang sudah menganut modifikasi mesin.
“Ukuran spuyer terlalu besar, berpengaruh dalam pembakaran lho,” wanti Tando, sapaan akrabnya.
Selain boros BBM, spuyer yang terlalu besar bikin pembakaran gak tuntas, karena Air Fuel Ratio (AFR) jadi terlalu kaya bensin dibanding udara.
Idealnya, AFR yang bagus untuk performa di kisaran 12,5 - 13 : 1.
RING PISTON AUS
Gerak naik turun piston dan ringnya di blok silinder, tentu menghasilkan gesekan.
Friksi ini akan makin tinggi bila sobat malas mengganti oli mesin tepat waktu.
Sebab akan bikin ring piston atau linernya cepat aus.
Dengan ausnya ring piston, disamping tenaga motor bakal jadi loyo, oli di dalam mesin berisiko lolos ke ruang bakar, sehingga ikut terbakar seiring proses pembakaran.
Ideal celah ring piston terhadap liner adalah 0,15 mm.
Bila lebih dari itu, bisa dipastikan ring sudah aus.
“Bisa ganti ring piston baru bila linernya tidak termakan. Sebaliknya jika linernya ikutan aus, lakukan oversize,” tukasnya.
Namun bila motor menganut blok aluminium atau DiASil cylinder macam di Yamaha, mau tak mau kudu ganti blok berikut piston setnya.
KOMENTAR