Hal itu disebabkan kondisi belt mulai aus, sehingga sering terjadi slip dan muncul bunyi berdecit tadi.
“Namun agar lebih yakin lagi, buka bak CVT-nya. Cek dan amati kondisi belt tersebut. Biasanya sering dijumpai fisik beltnya ada yang retak-retak. Jika bagian dalam belt kita tekuk, maka retaknya akan terlihat lebih jelas,” ujar Agus.
Agus menyarankan, supaya pengguna skubek harus mengetahui periode penggatian belt CVT.
(Baca juga: Ingin Menjegal Pasar Motor Trail KLX dan CRF150L, Yamaha Siapkan Motor Garuk Tanah)
“Rata-rata waktu untuk mengganti belt CVT sekitar 25 ribu kilometer. Paling tinggi hingga 30 ribu kilometer. Itu untuk matik Honda, Yamaha dan Suzuki. Karena performa belt CVT ini akan terus menurun apabila kondisi jalan yang dilewati tidak bagus. Seperti berdebu atau terendam banjir,” tukasnya.
Tuh kan bro and sist, daripada nanti bikin repot bila putus di tengah jalan, ada baiknya rawat bagian CVT secara rutin dan berkala.
“Minimal tiap 5.000 atau 6.000 kilometer, CVT dibersihkan. Supaya kotoran yang menempel dalam CVT, tidak bikin belt cepat aus,” saran Agus.
KOMENTAR