MOTOR Plus-online.com – Peminat motor bekas di Indonesia hingga sekarang masih banyak.
Salah satu opsi terbaik untuk membeli motor bekas ya ke pedagang motor bekas.
Tapi, brother jangan sampai sembarangan dalam memilih penjual motor bekas.
Nyatanya sampai sekarang masih banyak oknum penjual motor bekas curang yang merugikan konsumennya.
Hal yang paling sering dilakukan adalah membuat kondisi mesin yang rusak seperti bagus dengan trik-trik curang.
(BACA JUGA : Dapat Motor Bekas Untuk MotoGP Tahun Depan, Johann Zarco Kasih Komentar Mengejutkan)
Erie Hartanto, Kepala Bengkel Yamaha Harapan Motor, mengatakan,saat membeli motor bekas tak banyak diketahui mengenai kondisi yang ada pada komponen sepeda motor.
"Kita tidak tahu saat beli motor bekas itu, komponen masih bagus dan asli tidak. Asli pun belum tentu bagus, dan bagus juga belum tentu masih asli," kata Erie.
Kalau komponen motor bekas dalam kondisi aus, biasanya akan timbul suara berisik pada mesin.
Hal ini disebabkan sudah tidak sesuai dengan standar pabrikan.
"Nah untuk menghindari kondisi bunyi kasar itu biasanya pedagang motor bekas yang culas ada yang memakaikan oli dengan tingkat kekentalan yang lebih tinggi. Dengan oli yang kental suara kasar mesin jadi tidak terlalu terdengar," tuturnya.
(BACA JUGA : Pedege Motor Seken Keluhkan Harga Motor Bekas Yamaha, Wah Kenapa Nih?)
Selain itu, ada juga yang mengakali speedometer agar angka di odometer menjadi rendah.
Otomatis motor yang punya odometer rendah akan punya nilai jual lebih tinggi.
"Tapi biasanya itu terjadi pada oknum pedagang motor bekas nakal yang musiman. Biasanya yang jual cepat asal laku, dan sesudah laku besok sudah enggak ada di tempat. Karena kalau yang ada tempat dia kasih garansi," ujarnya.
Sebaiknya, saat membeli motor bekas brother juga menyempatkan diri untuk menjajal motor langsung.
Jangan cuma menjajal asal, tapi jajal juga dalam kecepatan tinggi agar performa mesin, pengereman dan suspensi bisa terasa maksimal.
Jadi berhati-hatilah dalam membeli motor bekas.
Penulis | : | Mohammad Nurul Hidayah |
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR