MOTOR Plus-online.com - Motor bertipe sport pasti menggunakan mekanisme kopling manual yang digerakkan tangan kiri.
Sebenanrya tidak hanya motor tipe sport saja, untuk motor bebek dan ayam jago pun sudah menggunakan kopling manual.
keunggulan kopling manual yakni motor tidak harus mencapai rpm tinggi untuk berjalan seperti pada motor bebek atau matic.
Bila motor digunakan dengan benar, pastinya motor sport juga irit bensin.
(Baca juga: Mengejutkan! Tahun Depan Andrea Dovizioso Siap Tinggalkan Ducati, Ini Buktinya)
Mekanisme kopling manual motor yang ada dipasaran menggunakan kabel atau wire sebagai penghubung handle kopling dengan tuas kopling.
Kekurangannya yaitu kabel suatu saat bisa putus tiba-tiba.
Bila sudah begini motor pun pasti akan kesulitan berjalan.
Untuk kebutuhan akselarasi yang bagus pasti salah satu caranya dengan mengganti per kopling dengan yang lebih keras.
Celakanya, per kopling lebih keras membuat handle kopling pun menjadi lebih keras saat ditekan.
Nah solusinya yakni dengan menggunakan kopling hidrolik.
Kopling hidrolik ini sudah lumrah digunakan pada motor-motor ber-cc besar.
Hal ini agar handle kopling lebih empuk digunakan tanpa mengurangi kekerasa per koplingnya.
Memasang kopling hidrolik dibutuhkan banyak komponen.
"sebenarnya sama saja dengan rem cakram depan, ada master, kabel rem" ucap Agung Manullang dari Agung Motor di Rawa Lumbu, Bekasi.
(Baca juga: Tau Arti Logo Casper Naik Cabai Pada Pantat Truk? Bikers Harus Tau Kisah Sopir Stut Jack)
Yang menjadi pembeda yakni pada piston hidrolik bawah.
Bila rem menggunakan kaliper dan berfungsi hanya menekan, beda dengan piston hidrolik.
Piston hidrolik bekerja naik dan turun atau tarik dan ulur.
Agar awet, Lae Agung panggilan akrabnya mewanti agar pemasangan piston hidrolik bawah dipasang dengan lurus.
"kalau tidak lurus seal nya gampang rusak, dan oli hidrolik mudah bocor" wantinya.
Oh iya, minyak yang digunakan sama saja dengan minyak rem lho.
KOMENTAR